Senin, 02 Mei 2011

EKONOMI SUMBER DAYA PERTANIAN ANALISIS BUDIDAYA PADA JAMUR TIRAM


PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami kemajuan cukup pesat, namun tingkat persaingan cukup ketat, disamping itu banyak bermunculan berbagai macam jenis industri baru, yang mempunyai satu tujuan yang sama yaitu keinginan untuk bisa menghasilkan produk yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen serta memperoleh keuntungan yang besar. Analisa disini diperlukan untuk menentukan apakah usaha yang dilakukan sekarang cukup layak dari segi bisnis dalam arti bisa dipasarkan secara luas namun bisa diterima masyarakat.
Studi kelayakan pada hakekatnya adalah suatu metode penjajakan dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Maksud diadakannya studi kelayakan adalah untuk menganalisa terhadap suatu proyek tertentu, baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang dan selesai dilaksanakan untuk bahan perbaikan dan penilaian pelaksanaan proyek tersebut. Adapun kriteria dari kelayakan adalah apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk diusahakan adalah: modal yang digunakan, tempat atau daerah yang akan digunakan untuk melakukan usaha, komoditas yang digunakan, kwalitas dari komoditas yang akan diusahakan serta teknologi yang digunakan.
Kegiatan berproduksi salah satunya mempunyai tujuan pembudidayaan Jamur Tiram adalah memaksimumkan keuntungan  usaha.  Perolehan  keuntungan maksimum  berkaitan  erat  dengan  efisiensi dalam  berproduksi.  Proses  produksi  tidak efisien  dapat  disebabkan  oleh  dua  hal  berikut.  Pertama,  karena  secara  teknis  tidak efisien.  Ini  terjadi  karena  ketidakberhasilan mewujudkan  produktivitas  maksimal;  artinya  per  unit  paket masukan  (input  bundle) tidak  dapat  menghasilkan  produksi  maksimal.  Kedua,  secara  alokatif  tidak  efisien karena  pada  tingkat  harga-harga  masukan (input)  dan  keluaran  (output)  tertentu,  proporsi  penggunaan masukan  tidak  optimum. Ini  terjadi karena produk penerimaan marjinal  (marginal  revenue  product)  tidak  sama dengan  biaya marjinal  (marginal  cost) masukan  (input)  yang  digunakan.  Efisiensi ekonomi  mencakup  efisiensi  teknis  (technical  efficiency)  maupun  efisiensi  alokatif (allocative efficiency) sekaligus.
Tak sedikit orang yang tertarik untuk membudidayakan jamur tiram ini sebagai alternatif peluang usaha juga cukup menjanjikan. Pasalnya, jamur ini merupakan salah satu jenis komoditi produk konsumsi yang memiliki pangsa pasar luas. Artinya, hampir di semua negara menjadikannya sebagai alternatif konsumsi sehat, termasuk Indonesia. Namun, pasarnya masih terbatas. Untuk pasar luar negeri, untuk memenuhi pasokan lokal juga masih kekurangan. Tetapi, kebutuhan pasar jamur tiram juga masih mendapat prioritas di kalangan konsumen. Demikian halnya dengan permintaan pasar jamur tiram yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Bagi yang berminat untuk turut meramaikan pasar jamur tiram, bukan tak mungkin dapat melakukan proses budidaya. Masih awam dan belum mengenal budidaya jamur tiram, bukan jadi kendala lagi. Sebab, proses dari jamur tiram  tergolong cukup mudah dan efektif dilakukan bagi yang masih pemula sekalipun.
















PEMBAHASAN

Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Spesies jamur tiram, Pleurotus ostreatus selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Ciri yang khas ada pada tudungnya berwarna hitam lembayung sampai kecoklatan. Di antara banyak jenis jamur, jamur tiram ini termasuk dalam kategori tanaman konsumsi. Bentuknya menyerupai kulit kerang dengan diameter 6-14 cm. Selain itu, tekstur permukaan tudung licin dan mengkilap. Demikian juga bilahnya berwarna putih, krem atau putih gading yang tersusun agak rapat. Disini terjadi fase perubahan bentuk, yaitu sewaktu muda bilahnya berwarna putih dan semakin tua jadi krem kekuningan dengan ukuran sekitar 1-3 cm. Jamur ini hidup baik pada kisaran suhu tinggi sekitar 25-30 °C.
Untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tidak sesulit yang dibayangkan. Hanya masalah perlakuan lingkungan harus diperhatikan benar, dimana pada habitatnya ia lebih menyukai area dataran tinggi sebagai optimalisasi proses pertumbuhan. Itu didukung pula dengan tingkat kelembaban yang jadi sarat hidup mutlak. Kondisi lembab dan dingin yang sesuai dengan karakter jamur, membuat bentuknya semakin besar. Di dataran rendah juga dapat melakukan budidaya jamur tiram. Sebab, ada alternatif yang tetap bisa dilakukan, seperti membuat kondisi lingkungan tempat tinggal jamur (minimal hampir sama) dengan habitat aslinya. Penerapannya  perlu dilakukan secara ekstra dari perlakuan jamur untuk daerah dingin. Alternatifnya, bisa dengan membuat lingkungan untuk selalu dalam keadaan lembab. Menyiram bagian tanahnya secara rutin, jadi salah satu cara untuk membuat tingkat kelembaban yang cocok. Sedangkan untuk bagian tanaman jamurnya tak perlu disiram, karena hanya faktor lingkungan tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan.
Pemberian ventilasi (sistem sirkulasi) pada rumah jamur, juga jadi aspek pendukung. Maka, banyak pembudidaya jamur yang menerapkan bilik anyaman bambu sebagai rumah jamur. Untuk perputaran udara yang baik, idealnya diberi jendela. Penerapan jendela ini, dilakukan 30 cm dari tanah dan hanya dibuka pada waktu malam hari. Sebab di malam hari, merupakan saat dimana jamur mengalami proses pertumbuhan dan sirkulasi udara yang baik akan membantunya.
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Budidaya Jamur Tiram
a.  Bibit
Pembibitan merupakan tahapan budidaya yang memerlukan ketelitian tinggi karena harus dilakukan dalam kondisi steril dengan menggunakan bahan dan peralatan khusus. Petani jamur yang yang tidak memiliki sarana lengkap, minimnya pengalaman, kurang teliti sebaiknya membeli bibit pada produsen yang khusus menjual bibit jamur.
Dalam kegiatan pembibitan dikenal dengan istilah  :
-      F.0  :  Pembiakan kultur atau pembiakan murni.
-      F.1  :  Pembiakan tahap pertama atau bibit induk.
-      F.2  :  Pembiakan tahap kedua atau bibit subkultur.
-      F.3  :  Pembiakan tahap ketiga atau bibit subkultur.
-                  F.4 : Pembiakan tahap keempat atau bibit semai dikatagorikan sebagai  media  tanam untuk ditumbuhkan menjadi jamur dewasa siap konsumsi
Pembiakan kultur murni yaitu sebuah media khusus berisi miselium jamur yang sudah teruji sifat unggulnya, misalkan berukuran besar dan berproduktivitas tinggi. Kultur murni inilah yang digunakan untuk menghasilakn biakan tahap kesatu (F.1), kedua (F.2) dan ketiga (F.3). ada empat tahapan yang dilakukan dalam pembuatan kultur murni yaitu dengan cara pembuatan media, pemilihan induk, isolasi dan inkubasi. Pembiakan tahap kesatu (F.1), (F.2), (F.3), bertujuan memperbanyak misellium jamur yang berasal dari biakan murni. Pada dasarnya langkah-langkah yang dilakukan pembiakan tidak berbeda dengan pembiakan kultur murni, meliputi bahan, inokulasi, inkubasi, yang membedakan hanya penggunaan media.
Media pembiakan F.1, F.2, dan F.3 berbeda dengan media pembiakan F.0, karena media F.1, F.2, dan F.3 berhubungan dengan media tanam dikumbung pertumbuhan jamur. Untuk budidaya jamur tiram, dapat menggunakan substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu atau sekam atau dapat dicampur dengan bahan-bahan lain, seperti : dedak dan biji-bijian. Media untuk pembuatan atau pembiakan F.1, F.2 dan F.3 harus memmenuhi persyaratan ideal pertumbuhan misellium jamur, yaitu  :
-      Banyak mengandung unsur C (karbon) dalam bentuk karbohidrat.
-      Unsur N (nitrogen) dalam bentuk amonium.
-      Unsur Ca (kalsium) yang berfungsi menetralkan asam oxalat yang dikeluarkan miselium.
Oleh karena itu, media dengan bahan campuran serbuk kayu dan biji-bijian dianggap lebih baik karena kandungan unsurunsur yang dibutuhkan jamur lebih lengkap dibandingkan dengan berbahan serbuk kayu saja. Biasanya,  untuk mempermudah proses ini, banyak perusahaan penyedia bibit jamur yang sudah mengemasnya dalam bentuk bag log. Artinya, bibit sudah tertanam dalam media tanam dan hanya siap untuk masa panen.
b.  Rumah Jamur
Penyiapan bangunan untuk mendukung proses hidup jamur, dapat porsi cukup penting untuk diperhatikan, dimana bentuk dan ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan. Rumah jamur atau yang biasa disebut Kumbung dapat dibuat dari rangka besi, kayu atau bambu dengan dinding atau atap yang terbuat dari plastik. Pada bagian luar kumbung dipasang lagi atap dan dididing dari anyaman bambu, nipah, atau kain yang dapat ditutup-buka, untuk mengatur cahaya matahari yang masuk. Kumbung dilengkapi jendela untuk mengatur sirkulasi udara. Hal ini terkait dengan kebutuhan suhu dan kelembapan udara yang ideal. Didalam kumbung bisa dibuat dua deret rak bertingkat, sebagai tempat meletakkan ratusan, bahkan ribuan bag log. Kumbung berukuran 8 x 3 m2   3000an bag log. Bag log bisa dibuat sendiri, bisa juga membeli dari pembudidaya jamur tiram yang sudah berpengalaman. Memang , apalagi harganya rata-rata (Rp 1100- Rp 2000).
c.  Menjaga Temperatur
Selama pertumbuhan bibit (serat atau miselia, seperti benang atau kapas), temperatur dijaga 28-30 derajat celcius. Tetapi, untuk pertumbuhan tubuh buah jamur samapai masa panen, temperatur diatur sekitar 26-28 derajat celcius. Selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan buah, kelembapan udara diatur sekitar 90 persen. Kalau kurang, substrat tanam akan mengering.agar kelembapan akan terjamin, lantai ruangan sebaiknya disiram air bersih pada pagi dan sore hari.
Masa Panen Jamur Tiram
Jamur Tiram dipanen, bekas batang jamur dibersihkan dari substrat tanam karena kalau batang ini masih terisi akan membusuk dan merugikan. Lembar kantong plastik diturunkan kebawah agar jamur tumbuh lagi. Tergantung pada kandungan substrat tanam, bibit jamur, serta lingkungan selam pemeliharaan, permanenan jamur dapat dilakukan antar 4-8kali dan jumlah jamur yang dipanen pemusim dapat mencapai 600 gram. Sedangkan berat substrat tanam adalah 1 kg. dengan nilai REB ( rasio efesiensi biologi) adalah 60. Semakin tinggi nilai REB, semakin baik budidaya jamur tersebut. Aspek pemasaran jamur tiram seringkali dipasarkan dalam bentuk awetan dalam kaleng. Jamur tiram belum ada yang diekspor utuh secara segar tetapi umumnya dalam bentuk olahan seperti chips atau crispy. Dipasar setempat, jamur tiram umum dijual tidak dalam bentuk kemasan, melainkan dalam takaran 100 g atau 1 kg.
Jamur tiram yang telah berlendir dibagian luar tudungnya sebaiknya tidak dikonsumsi karena  kemungkinan besar sudah mulai membusuk oleh bakteri membusuk. Pangsa pasar untuk produk budi daya jamur tiram terbuka lebar, disamping kebutuhan konsumen setempat setiap hari.
Manfaat dan Kandungan Jamur Tiram
Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp, selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5%-4% dari berat basah. Berarati peroteinnya dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Bila dihitung dari berat kering jamur tiram kandungan proteinya adalah 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu sapi 25,2%. Jamur tiram juga mengandung sembilan asam-asam amino esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin, tripofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin.
Kandungan lemak jamur tiram setidaknya 72% dari total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin B, vitamin C dan provitaminn Dyang akan diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber mineral yang baik, kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Jamur juga merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng, besi, mangan, molibdenum, kadmium, dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg mencapai 56-70 persen dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi mencapai 45 persen.
Menurut Chang dan Miles kandungan logam berat itu masih jauh di bawah batas yang ditetapkan dalam undang-undang Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954. Oleh karena itu jamur tiram sebagai sayuran adalah aman dikonsumsi setiap hari, sumber yang baik untuk asam-asam amino yang diperlukan dalam membentuk protein dalam tubuh, sumber yang baik untuk vitamin terutama vitamin B1, B2 dan provitamin D2, dan sumber mineral terutama kalium dan fosfor. Hasil studi di Massachusett University menyimpulkan bahwa riboflavin, asam Nicotinat, Pantothenat, dan biotin (Vitamin B) masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. Hasil penelitian dari Beta Glucan Health Center menyebutkan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mengandung senyawa Pleuran (di Jepang, jamur tiram disebut Hiratake sebagai jamur obat), mengandung protein (19-30 persen), karbohidrat (50-60 persen), asam amino, vit B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (Niacin), B5 (asam panthotenat), B7 (biotin), Vit C dan mineral Calsium, Besi, Mg, Fosfor, K, P, S, Zn. Dapat juga sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, dan antioksidan.
Para peneliti dari Ujagar Group (India) menyampaikan, bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus dengan alasan: 100 persen sayuran dan bersih; mengandung protein tinggi dan kaya vitamin-mineral; rendah karbohidrat, lemak dan kalori; bagus untuk liver, pasien diabetes, dan menurunkan berat badan; berserat tinggi membantu pencernaan; antiviral dan antikanker; mudah memasaknya dan mudah dicerna; dan jamur tiram merupakan jamur yang paling enak rasanya dibanding jamur pangan lainnya. Dari hasil penelitian Departemen Sain, Kementerian Industri Thailand, jamur tiram mempunyai kandungan: protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59 persen, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen, abu 1,14 persen. Per 100 gram jamur tiram segar, mengandung 45,65 kalori, 8,9 miligram (mg) kalsium, 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor, 0,15 mg vitamin B-1, 0,75 mg vitamin B-2, dan 12,40 mg Vitamin C. Jamur juga mengandung folic acid yang cukup tinggi, konon mampu menyembuhkan anemia.
Jamur Tiram merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur tiram juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit, seperti lever, diabetes, anemia, sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. Di dalamnya terkandung 9 asam amino esensial dengan kadar protein 19-35% (lebih rendah dari kedelai dan susu). Jadi jamur ini dapat dijadikan sumber protein nabati di samping kacang-kacangan. Jenis vitamin di dalam jamur adalah vitamin B1, B2, niasin, biotin dan vitamin C. Selain itu di dalamnya terdapat mineral K, P, Ca, Na, Mg dan Cu. Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin. Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan untuk memperoleh nitrogen.


Analisis Biaya Untuk Jamur Tiram
Investasi awal:
Pembuatan kumbung dan rak bambu : Rp 2.000.000,00
Autoclave : Rp 7.500.000,00
Sewa lahan 3 tahun : Rp 6.000.000,00
Perlengkapan Budidaya : Rp. 6.000.000,00
Total investasi awal : Rp 21.500.000,00

Bahan baku :
Bibit : Rp. 700 .000,00
Serbuk gegaji, bekatul, kapur : Rp 800.000,00
Polybag, plastik, karet, kapas : Rp 2.500.000,00
Total biaya bahan baku : Rp 4.000.000,00

Biaya operasional :
Gaji karyawan 6 orang : Rp 4.500.000,00
Honor karyawan borongan 15 orang @Rp. 20.000,00 : Rp. 3.000.000,00
Listrik, air, telepon : Rp. 500.000,00
Transportasi : Rp. 300.000,00
Total biaya operasional : Rp 8.300.000,00

Biaya pemasaran :
Iklan : Rp. 400.000,00
Komisi sales (5% dari omset) : Rp. 1.000.000,00
Total biaya pemasaran : Rp. 1.400.000,00




Omset :
Penjualan jamur tiram segar : Rp. 20.000.000,00
Keuntungan bersih :
Rp. 20.000.000,00 – (Rp. 4.000.000,00 + Rp. 8.300.000,00 + Rp. 1.400.000,00) = Rp. 6.300.000,00
 B / C ratio = Penerimaan / Total Biaya  =  Rp. 20.000.000,00  :  Rp  13.700.000,00  =  1,46

Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang didapatkan dari usaha Jamur Tiram ini dapat dilakukan dengan menganalisis biaya Jamur Tiram yang meliputi:
biaya untuk investasi awal, biaya penyediaan bahan baku, biaya operasiona, serta biaya pemasaran. Setelah mengetahui biaya tersebut kemudian dilakukan perhitungan omset penjualan, setelah penghitungan omset Jamur Tiram tersebut dapat diketahui berapa besar keuntungan bersih yng diperoleh dari usaha Jamur Tiram tersebut.
Dari hasil analisis biaya yang dibuat dapat diketahui bahwa total investasi awal sebesar Rp 21.500.000,00 , total biaya bahan baku sebesar Rp 4.000.000,00 , total biaya operasional sebesar Rp 8.300.000,00 , total biaya pemasaran sebesar Rp 1.400.000,00 dan omset dari penjualan jamur tiram segar sebesar Rp 20.000.000,00. Sehingga dapat diketahui keuntungan bersih yang diperoleh adalah sebesar Rp 6.300.000,00.
Untuk mengetahui perusahaan tersebut layak diusahakan  atau  tidak dapat diketahui dengan cara menghitung B / C ratio-nya. Dari hasil perhitungan didapat B / C ratio sebesar 1,46 sehingga dapat dikatakan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan. Hal ini terjadi karena hasil dari perhitungan B / C ratio lebih dari satu maka jika perusahaan mengusahakan jamur tiram akan mendapatkan laba. Dalam usaha budidaya jamur tersebut menghasilkan biaya penerimaan yang lebih besar daripada biaya produksinya sehingga jika perusahaan tersebut mengusahakan jamur tiram dengan analisis biaya yang tersebut diatas maka perusahaan akan mendapatkan laba yang cukup besar yang dapat menutup biaya produksi sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian.

KESIMPULAN

Diantara banyak jenis jamur, jamur tiram ini termasuk dalam kategori tanaman konsumsi. Jamur Tiram merupakan salah satu jenis komoditi produk konsumsi yang memiliki pangsa pasar luas. Artinya, hampir di semua negara menjadikannya sebagai alternatif konsumsi sehat, termasuk Indonesia. Oleh karena itu budidaya jamur tiram ini dapat dijadikan sebagai alternatif peluang usaha juga cukup menjanjikan
 Ciri yang khas ada pada tudungnya berwarna hitam lembayung sampai kecoklatan. Bentuknya menyerupai kulit kerang dengan diameter 6-14 cm. Selain itu, tekstur permukaan tudung licin dan mengkilap. Demikian juga bilahnya berwarna putih, krem atau putih gading yang tersusun agak rapat.
Jamur Tiram merupakan bahan makanan yang memiliki banyak manfaat karena memiliki nutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur tiram juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit, seperti lever, diabetes, anemia, sebagai antiviral dan antikanker serta menurunkan kadar kolesterol. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin. Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan untuk memperoleh nitrogen.
Untuk melakukan budidaya jamur tiram ini harus memperhatikan perlakuan lingkungan yang benar, dimana pada habitatnya ia lebih menyukai area dataran tinggi sebagai optimalisasi proses pertumbuhan. Kondisi lembab dan dingin sangat sesuai dengan karakter jamur . Dalam budidaya jamur tiram terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: bibit, rumah jamur, serta menjaga temperatur.
Dalam pemanena Jamur Tiram, bekas batang jamur dibersihkan dari substrat tanam karena kalau batang ini masih terisi akan membusuk dan merugikan. Pemanenan jamur dapat dilakukan antar 4-8 kali dan jumlah jamur yang dipanen pemusim dapat mencapai 600 gram.
Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang didapatkan dari usaha Jamur Tiram ini dapat dilakukan dengan menganalisis biaya Jamur Tiram yang meliputi:
biaya untuk investasi awal, biaya penyediaan bahan baku, biaya operasiona, serta biaya pemasaran. Setelah mengetahui biaya tersebut kemudian dilakukan perhitungan omset penjualan, setelah penghitungan omset Jamur Tiram tersebut dapat diketahui berapa besar keuntungan bersih yng diperoleh dari usaha Jamur Tiram tersebut.
Dari hasil analisis biaya Jamur Tiram dapat diketahui bahwa total penerimaan sebesar Rp 20.000.000,00 dan total biaya produksinya sebesar Rp  13.700.000,00. Besarnya penerimaan lebih besar daripada biaya produksi sehingga perusahaan akan mendapatkan laba dan perusahaan tersebut layak untuk diusahakan. Kelayakan usaha ini juga dapat dilihat melalui analisis perhitungan didapat B / C ratio yaitu didapatkan angka sebesar 1,4 yang menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan.

DAFTAR PUSTAKA


Ima. 2005. Sukses Bisnis Jamur Kayu. Majalah FOLIA, edisi 4 April 2005.
Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Sutawi. 2002. Evaluasi Proyek dan Perencanaan Usaha. Jakarta  :  Penerbit Ghalia Indonesia.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek. Jakarta  :  Penerbit Erlangga.