Minggu, 14 November 2010

HUBUNGAN SISTEM KELEMBAGAAN ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN (CSR) TERHADAP PENGEMBANGAN MASYARAKAT

HUBUNGAN SISTEM  KELEMBAGAAN ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN (CSR) TERHADAP PENGEMBANGAN MASYARAKAT

A.    PENDAHULUAN
Pengembangan masyarakat adalah salah satu pendekatan yang harus menjadi prinsip utama bagi seluruh unit-unit kepemerintahan maupun pihak korporasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan sosial (Ambaddar, 2008).
Pengembangan masyarakat menurut Giarci (2001) dalam Subejo dan Supriyanto (2004) adalah suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitasi dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya.
Payne (1995:165) dalam Ambadar (2008) menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya membantu anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, dengan mengidentifikasikan kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan dalam suatu kelembagaan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Corporate social responsibility (CSR), juga dikenal sebagai tanggung jawab perusahaan, corporate citizenship, bisnis yang bertanggung jawab, berkelanjutan bisnis yang bertanggung jawab (SRB), atau kinerja sosial perusahaan, adalah suatu bentuk perusahaan pengaturan diri diintegrasikan ke dalam model bisnis. Ideally, CSR policy would function as a built-in, self-regulating mechanism whereby business would monitor and ensure its adherence to law, ethical standards, and international norms . Kebijakan CSR akan berfungsi mengatur bisnis dimana akan memonitor dan memastikan kepatuhan terhadap hukum, standar etika, dan internasional norma-norma.  CSR juga dapat membantu meningkatkan persepsi perusahaan di antara staf, terutama ketika staf dapat terlibat melalui pemberian gaji, penggalangan dana kegiatan atau komunitas sukarelawan.

B.    PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Mewujudkan perusahaan kelas dunia, suatu perusahaan harus menciptakan terobosan-terobosan salah satunya dengan terus melakukan pendekatan terhadap stakeholder. Pendekatan tersebut baik itu dengan pemerintah maupun non pemerintah. Stakeholder suatu perusahaan secara umum atau keseluruhan dibagi menjadi dua, yaitu stakeholder internal dan ekstenal. Stakeholder yang lebih banyak penanganannya adalah eksternal. Penanganan eksternal dikarenakan di eksternal permasalahannya memang cukup kompleks yang dihadapi adalah eksekutif, legislatif, BUMN, dan sebagainya. Stakeholder internal suatu perusahaan secara umum adalah seluruh direktorat di perusahaan dan serikat pekerja perusahaan tersebut.
Milton Friedman dan lain-lain berpendapat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kembali kepada para pemegang saham, dan bahwa karena (dalam pandangan mereka), hanya orang-orang dapat memiliki tanggung jawab sosial, perusahaan hanya bertanggung jawab kepada pemegang saham mereka dan tidak kepada masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa kritikus percaya bahwa program-program CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan seperti British American Tobacco (BAT), minyak raksasa BP (juga dikenal dengan high-profile kampanye iklan pada aspek-aspek lingkungan dari operasi), dan McDonald's untuk mengalihkan perhatian publik dari pertanyaan-pertanyaan etis yang diajukan oleh operasi inti mereka. They argue that some corporations start CSR programs for the commercial benefit they enjoy through raising their reputation with the public or with government. Kritikus berpendapat bahwa beberapa perusahaan memulai program CSR untuk keuntungan komersial yang mereka nikmati melalui menaikkan reputasi mereka dengan masyarakat atau dengan pemerintah. They suggest that corporations which exist solely to maximize profits are unable to advance the interests of society as a whole. [ 17 ] Perusahaan yang ada semata-mata untuk memaksimalkan keuntungan tidak mampu untuk memajukan kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan tidak memeikirkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat yang sebenarnya.
Manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Manfaat CSR bagi masyarakat, yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat.
Pertanyaan yang banyak muncul tentang CSR di masyarakat yaitu apakah program CSR sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melihat hal tersebut dapat dikemukakan bahwa program CSR belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, setiap CSR yang dilakukan harus berdampak positif bagi perusahaan dan harus tepat sasarannya. Kebanyakan Program CSR mendukung program-program, pendidikan, kesehatan, lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Program-program ini banyak dilaksanakan karena banyak dibutuhkan oleh masyarakat secara umum dan sedikit membantu apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini.

Penerapan CSR sangat dipengaruhi oleh pandangan perusahaan mengenai CSR. Wibisono (2007) menjelaskan beberapa cara pandang perusahaan terhadap CSR berbeda-beda, yaitu :
1.      Sekedar basa-basi atau keterpaksaan.
Perusahaan mempraktekkan CSR karena external driven (faktor eksternal), environmental driven (karena terjadi masalah lingkungan dan reputation driven (karena ingin mendongkrak citra perusahaan)
2.      Sebagai upaya memenuhi kewajiban (compliance)
3.      CSR diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven).
Disahkannya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan sebuah perusahaan untuk melakukan kegiatan corporate social responsibility (CSR) membuat banyak perusahaan yang menolak dengan berbagai macam alasan. Mahkamah Konstitusi menolak permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Mahkamah menyatakan tanggung jawab sosial perusahaan  atau corporate social responsibility/ CSR, wajib dilaksanakan oleh perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang sumber daya alam. Perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam sangat perlu melakukan CSR karena secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak terhadap perkembangan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi, dan sebagainya.



C.    PENUTUP
Perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat, yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_social_responsibility. Tanggung jawab sosial perusahaan. Diakses pada Minggu 10 Januari pukul 10.30 WIB.
http://www.changcutranger.com. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial - changcut rangers.htm. Diakses pada Minggu 10 Januari pukul 10.30 WIB.
http://www.google.com. Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Rekayasa Industri dalam Rangka Pengembangan Masyarakat « Kolokium Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.htm. Diakses pada Minggu 10 Januari pukul 10.30 WIB.
PENGARUH PSIKOLOGIS TERHADAP PERILAKU PEMBELI DAN KLASIFIKASI BARANG-BARANG KONSUMEN
A.    Faktor Penentu Psikologis Dari Perilaku Konsumen
Di dalam mendiskusikan kekuatan psikologis dari perilaku konsumen, kita akan tetap mendayagunakan satu atau beberapa motif dalam diri seseorang memicu perilakunya menuju ke arah suatu tujuan yang diharapkan dapat membawa kepuasan. Perilaku yang berorientasi pada tujuan ini dipengaruhi oleh persepsinya.
Variable-variable psikologis ini mempunyai andil dalam pembentukan gaya hidup dan nilai-nilai seseorang. Istilah psikografik dipakai oleh para peneliti sebagai sinonim kolektif dari variable-variable psikologis dan nilai-nilai gaya hidup seseorang.
1.    Pengalaman Belajar (Learning Experience)
Sebagai factor yang mempengaruhi persepsi seseorang, belajar (learning) dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Kunci untuk memahami perilaku beli konsumen terletak pada kemampuan menginterpretasikan dan meramalkan proses belajar konsumen. Prinsip teori-teori belajar yang dibahas disini adalah sebagai berikut :
a.       Teori stimulus respon  (S-R Theories)
Aliran ini beranggapan bahwa belajar terjadi bilamana sesorang atau binatang memberikan respon (anggapan) terhadap beberapa stimulus dan diperkuat dengan dipuaskannya suatu kebutuhan untuk respon yang tepat atau dihukum jika memberikan respon yang salah. Prinsip stimulus respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, di mana efek merupakan suatu reaksi terhadap stimuli tertentu.  Dengan demikian seseorang mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Pola perilaku akan terjadi apabila respon yang tepat terhadap suatu stimulus diulang secara tetap dan terus menerus.
Penerapan dari model S-R adalah pendekatan behaviorisme yang diuraikan secara terperinci oleh Watson dan sampai sekarang masih dipraktekkan di periklanan. Watson menyarankan bahwa untuk memperkuat (reinforce) pola respon perlu diulang berkali-kali dengan stimulus yang sama.
Ada empat faktor utama yang menjadi dasar dari proses belajar, yaitu dorongan (drive), isyarat (cue), respon (tanggapan) dan penguatan (reinforcement). Dorongan atau motif adalah stimulus (rangsangan) yang kuat dan membutuhkan pemuasa, ini dikenal sebagai respon. Isyarat (cue) merupakan rangsangan yang agak lemah teapi menentukan pola dari respon. Respon merupakan reaksi perilaku terhadap dorongan dan isyarat. Penguatan adalah hasil yang terjadi apabila respon cukup memuaskan.
b.      Teori kognitif
Teori belajar kognitif menolak model S-R karena model ini terlalu mekanistik. Dalam teori S-R, perilaku hanya merupakan hasil dari kadar penguatan yang berasal dari respon terhadap beberapa rangsangan (stimulus). Di dalam jalur S-R tidak dikenal pengaruh-pengaruh lainnya. Sedangkan dalam teori kognitif ditekankan bahwa belajar dipengaruhi oleh factor-faktor seperti sikap dan keyakinan, pengalaman masa lalu dan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mencapai suatu tujuan.
c.       Teori gestalt dan lapanan (field)
Gestalt (Jerman) berarti pola, bentuk, ujud. Teori ini memandang proses belajar dan perilaku scr keseluruhan. Teor i ini didasarkan pada percobaan-2 yang membuktikan bhw rangsangan individual diterima dan diartikan berdasarkan pengalaman masa lalu. Proses pengamatan, pengalaman masa lalu, dan pengarahan tujuan merupakan variabel penentu perilaku.  Para psikolog aliran gestalt tertarik dengan keutuhan (seluruh) benda dan bukan dengan komponen-komponen bagiannya. Mereka berpendapat bahwa belajar dan perilaku harus dipandang sebagai proses total, berlawanan dengan ancangan unsure perorangan dalam model S-R.
Teori lapangan (field theory) percaya bahwa kekuatan-kekuatan penentu yang mempengaruhi perilaku seseorang pada suatu saat tertentu adalah lapangan psikologis orang itu pada saat yang sama. Lapangan seseorang atau ruang kehidupannya dapat didefinisikan sebagai totalitas seluruh fakta-fakta yang ada pada diri seseorang dan lingkungannya pada saat ia berperilaku. Kita harus memahami seluruh kekuatan yang kompleks dan yang mempengaruhi konsumen pada saat mereka berusaha memuaskan dorongan atau motif yang mengawali proses pencarian tujuan.
Beberapa prinsip lapangan yang dapat diterapkan dalam pemasaran berhubungan dengan konsep. Prinsip penutup (closure) mempostulasikan bahwa kita cenderung melengkapi (menutup) symbol angka untuk membuatnya bermakna. Menurut prinsip lapangan lainnya, pesan-pesan pemasaran harus diletakkan dalam konteks yang nalar (reasonable).
2.     Kepribadian
Kepribadian didefinisikan sebagai pola ciri-ciri seseorang yang menjadi determinan (factor penentu) dalam perilaku responnya. Cirri-ciri kepribadian mempunyai pengaruh di dalam menentukan perilaku, mengalahkan setiap pengaruh dari luar.
·         Teori psikoanalisis dari kepribadian
Fread berpendapat bahwa alam pikiran manusia terdiri dari tiga bagian yaitu id, ego dan superego. Id merupakan dorongan instink kea rah jalur-jalur yang diterima di masyarakat. Kadang-kadang antara id dan superego terjadi konflik. Ego merupakan pusat control rasional atau pusat kesadaran yang mengusahakan keseimbangan antara id yang berinstink bebas dan superego yang berorientasi social dan mempunyai gerak batas.
Implikasi pemasaran yang penting dari teori psikoanalisis ialah motif sesungguhnya dari seseorang untuk membeli sebuah produk tertentu atau berbelanja di sebuah took tertentu biasanya tidak tampak dari luar. Teori ini menyadarkan para pemasar untuk melayani pembelian para pelanggan melalui penalaran yang dapat diterima dalam masyarakat.

3.      Sikap dan Keyakinan
Sikap dapat didefinisikan sebagai evaluasi kognitif seseorang yang ber;langsung terus-menerus, perasaan emosionalnya, atau kecondongannya bertindak kea rah sasaran atau gagasan tertentu. Sikap dan keyakinan merupakan daya yang kuat dan langsung mempengaruhi persepsi serta perilaku beli konsumen.
Pengukuran sikap (attitude measurement) bukan merupakan hal yang mudah. Perubahan sikap (attitude change) yang mempengaruhi pemasaran berarti bagaimana sebuah perusahaan menciptakan suatu situasi di mana para konsumen mempunyai persepsi bahwa kebutuhan-kebutuhan mereka dapat dipenuhi oleh merk atau produknya. Seorang pemasar mempunyai dua pilihan antara merubah sikap konsumen agar bisa sesuai dengan produknya atau menentukan apakah sikap para konsumen dan kemudian merubah peoduknya agar sesuai dengan sikap itu.
4.     Konsep Diri (Self Concept)
Konsep diri atau citra diri adalah cara kita memandang diri sendiri. Beberapa psikolog membedakan antara konsep diri yang actual (cara kita melihat diri kita sejujurnya) dan konsep diri yang ideal (cara kita ingin dilihat atau berharap melihat diri kita sendiri).
Citra diri seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan psikologis dan fisik yang dibawa sejak lahir dan yang dipelajari selama proses perkembangan diri. Citra diri juga dibentuk oleh factor-faktor ekonomi, demografi, dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari kelompok social.

B.     Proses Pengambilan Keputusan untuk Membeli
Proses ini merupakan ancangan pemecahan keputusan yang terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.     Pengenalan kebutuhan yang belum terpuaskan
Proses dimulai ketika motif (kebutuhan yang belum terpuaskan) menimbulkan ketegangan di dalam diri. Pada saat konsumen itu menyadari bahwa ia membutuhkan sesuatu, seringkali ia akan mulai menyadari bahwa ia mengalami konflik atau persaingan mengenai penggunaan sumberdaya uangnya atau waktunya yang terbatas.
2.     Identifikasi pelbagai alternative (pilihan)
Pada waktu seseorang menyadari kebutuhan, pilihan akan produk dan merk harus diidentifikasikan. Mencari pelbagai alternative dipengaruhi oleh factor-faktor seperti berapa banyak biaya uang dan waktu, berapa banyak informasi dari masa lalu dan dari sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen serta jumlah resiko yang akan dipikul jika seleksi alternative ternyata salah.
3.     Evaluasi alternatif
Jika semua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, lonsumen harus mengevaluasnya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk.
4.     Keputusan untuk membeli  (Purchase decisions)
Setelah mencari dan mengevaluasi pelbagai alternative, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli. Jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, toko, warna dan lain sebagainya. Banyak sekali orang yang mengalami kesukaran dalam membuat keputusan, karena itu apa saja yang bisa diusahakan oleh para pemasar untuk menyederhanakan pembuatan keputusan beli akan menarik konsumen. Dalam proses beli, pada titik ini para pemasar berusaha untuk menetukan motif beli pelindung (Patronage Buying Motives) dari konsumen. Motif beli pelindun g adalah alasan-alasan seseorang konsumen melindungi (berbelanja di) toko tertentu. Beberapa motif beli pelindung yang penting dikemukakan adalah :
1.      Kenyamanan lokasi
2.      Kecepatan pelayanan
3.      Kemudahan dalam mencari barang
4.      Kondisi toko yang tidak hiruk pikuk
5.      Harga
6.      Aneka pilihan barang
7.      Pelayanan yang ditawarkan
8.      Penampilan toko yang menarik
9.      Kaliber tenaga-tenaga penjualannya
Motif pelindung dan pilihan toko berkaitan dengan konsep struktur kelas sosial. Tidak semua orang bersedia berbelanja di toko-toko yang gemerlapan dan berstatus tinggi. Orang-orang yang berstatus lebih rendah sadar bahwa mereka tidak akan diperdulikan secara tidak langsung oleh para pelayan toko dan pelanggan lain jika mereka masuk ke dalan toko serba ada yang ekslusif.
5.      Perilaku purna beli (Postpurchase behavior)
Biasanya, pembeli akan mengalami kecemasan purna beli pada setiap pembelian yang dilakukan kecuali pembelian yang sudah rutin. Leon festinger memberi nama keadaan cemas ini sebagai disonansi kognitif. Dia berteori bahwa manusia berusaha menciptakan harmoni di dalam dan ketaatan azas (consistensi) dalam “kognisinya” (pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai). Setiap penyimpangan dalam kognisi-kognisi ini disebut “disonansi”. Disonansi kognitif purna beli terjadi karena setipa alternatif yang dihadapi oleh konsumen mempunyai kelebihan dan kekurangan. Biasanya setelah keputusan beli dibuat, masalah yang dihadapi konsumen adalah : alternatif yang dipilih memperlihatkan kekurangan sedangkan alternatif yang ditolak justru menunjukkan beberapa faktor yang menarik. Artinya, aspek-aspek negatif dari barang yang terpilih dengan aspek-aspek positif dari produk yang ditolak menimbulkan disonansi kognitif bagi pembeli. Festinger kemudian mengembangkan beberapa hipotesa tentang intesitas dari disonansi kognitif. Disonansi meningkat bila :
1.      Nilai uang dari pembelian meningkat
2.      Daya tarik relatif (relative atraticveness) dari alternatif yang tak terpilih meningkat
3.      Nilai penting relatif dari keputusan meningkat (membeli sebuah rumah atau mobil menimbulkan lebih banyak disonansi dibandingkan hanya membeli sebuah permen).
Beberapa kesimpulan umum yang berguna dapat dikembangkan dari teori ini, misalnya segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh penjual dalam periklanan mereka atau penjualan ke perorangan yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli dengan menekankan aspek-aspek yang menarik dari sebuah produk akan mengurangi disonansi.
C.    Menuju ke teori perilaku pembeli yang komprehensif
Pada umumnya setiap model yang komprehensif pasti mengandung beberapa masalah. Pertama, model sangat rumit dan sangat sukar dijelaskan (perilaku konsumen sendiri merupakan kegiatan yang rumit). Kedua, keabsahan (validiti) model membutuhkan pengujian empiris lebih lanjut. Ketiga, sukar bagi suatu usaha bisnis menerapkan abstraksi teoritis ke dalam kegiatan praktis perusahaan.
Teori Howard Sheth
Teori yang luas yang dikembangkan oleh Howard Sheth ini mengalami uji keabsahan selama 3 tahun. Modelnya didasarkan pada asumsi bahwa :
1.      Membeli merupakan latihan penalaran dalam pemecahan masalah.
2.      Perilaku pembeli bersifat sistematik (tidak acak).
Jadi perilaku pembeli disebabkan masukan (stimuli) dan menghasilkan keluaran (perilaku beli). Teori ini merupakan upaya dalam menjelaskan apa yang terjadi antara masukan dan keluaran. Model Howard Sheth bertumpu pada gagasan bahwa empat pasangan variabel menentukan perilaku pembeli :
1.      Variabel stimulus masukan dari program pemasaran dan lingkungan sosial.
2.      Variabel internal yang bersama-sama menunjukkan keadaan si pembeli (motif, sikap, pengalaman, dan persepsi)
3.      Tujuh variabel yang mempengaruhi keadaan internal dari pembeli (variabel-variabel ini dinamai ”variabel yang berasal dari luar” (exogenous) dan mencakup kelas sosial, kebudayaan, tekanan waktu, dan status keuangan).
4.      Variabel respon keluaran (perilaku pembeli yang berdasarkan pada hubungan antara 3 pasangan variabel diatas).
Perantara keputusan (decision mediators) adalah serangkaian peraturan yang digunakan oleh pembeli untuk mencocokkan motif-motif mereka dengan alternatif-alternatif supaya motif mereka dapat terpuaskan. Teori Howard Sheth menjelaskan bagaimana suatu stimulus tertentu bisa menghasilkan respon pembeli yang berbeda tergantung dari “tingkat motivasi” setiap orang.
Teori Engel-Kollant-Blackwell
Model ini menggambarkan dengan jelas bagaimana seseorang melakukan pembelian, mulai timbulnya kebutuhan sampai akhir pembelian yaitu penilaian setelah pembelian. Model ini didasarkan pada proses pengambilan keputusan konsumen. Engel, Kollant dan Blacwell mengembangkan suatu model teoritis yang menyeluruh tentang perilaku konsumen. Mereka menganggap seseorang sebagai sistem keluaran(perilaku) yang memberi respons terhadap masukan. Teori Engel, Kollant, dan Blackwell selanjutnya menguraikan bahwa masukan dalam bentuk stimuli fisik dan sosial merangsang indera seseorang dan lalu membangkitkan kebutuhan dalam dirinya. Bagaimana stimuli ini diterima dan diinterpretasikan tergantung pada persepsi selektif seseorang. Tahap dasar dari proses pembelian menurut model ini adalah: (1) motivasi, (2) pengamatan, (3) proses belajar. Kemudian diteruskan dengan pengaruh dari kepribadian, sikap dan perubahan sikap bekerja bersama pengaruh aspek sosial dan kebudayaan setelah itu samapailah pada tahap proses pengambilakan keputusan konsumen.  Persepsi-persepsi ini akan menentukan seseorang akan melakukan tindakan atau tidak. Jika bertindak, yang timbul adalah masalah pengenalan kebutuhan yang belum terpenuhi dan kemudian proses keputusan. Proses ini mencakup pencarian dan evaluasi alternatif, pembelian dan juga evaluasi purna-beli.
D.    Klasifikasi produk
Sama saja dengan pentingnya pasar untuk mensegmen agar meningkatkan program pemasaran, sama pula pentingnya untuk memilah-milah produk ke dalam klasifikasi produk yang serba sama(homogen). Pertama-tama kita harus membagi seluruh produk dalam dua kelompok yaitu barang konsumen dan barang industri. Klasifikasi produk- produk ini sejajar dengan segmentasi pasar yang kita lakukan. Kemudian kita harus membagi-bagi pada setiap kategori kedua produk ini.
Barang Konsumen dan Barang Industri
Barang konsumen adalah produk yang dibuat untuk dipergunakan oleh konsumen kalangan rumah tangga dan untuk tujuan yang bukan bisnis. Barang industri adalah produk yang dibuat khusus dipergunakan untuk memproduksi barang-barang lain atau untuk memberikan jasa-jasa dalam bisnis. Dasar utama untuk membedakan kedua kelompok barang di atas adalah penggunaan akhir (ultimate use) yang sesuai dengan tujuan semula barangitu diproduksi. Klasifikasi produk secara dua jalur di atas merupakan kerangka acuan yang berguna untuk perencanaan strategis dari operasi pemasaran. Setiap klasifikasi produk menuntut metode pemasaran yang berbeda karena pada akhirnya masing-masing akan pergi ke pasar yang berbeda. Misalnya, dalam perencanaan produk khususnya dalam model/bentuk, pengemasan, dan merk barang-barang konsumen biasanya lebih diutamakan dibandingkan dengan barang-barang industri.
Klasifikasi Produk-produk konsumen
Perbedaan dalam pemasaran antara barang-barang konsumen dan barang industri membuat dua klasifikasi produk ini berguna. Meskipun begitu, klasifikasi barang konsumen hanya dalam satu kelas masih terlalu luas.
Barang-barang kemudahan(Convenience goods)
Karakteristik barang-barang kemudahan yang penting adalah (1) konsumen memiliki pengetahuan yang lengkap tentang barang-barang yang ingin dibeli sebelum ia pergi membelinya dan (2) barangnya mudah dibeli dengan upaya yang kecil, biasanya konsumen kurang bersedia membuang waktu dan usaha untuk membandingkan harga dan kualitas sewaktu hendak membeli barang tipe ini. Barang-barang kemudahan biasanya tidak berharga mahal, relatif kecil, dan tidak begitu terpengaruh oleh mode. Antara barang-barang tipe ini tidak terdapat persaingan yang keras. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya. Barang-barang kemudahan biasanya sering dibeli meskipun hal ini bukan karakteristiknya yang khas. Barang-barang kemudahan harus selalu siap apabila konsumen membutuhkannya. Strategi promosi yang dibahas di sini adalah strategi dari pabrikan serta dari pengecer. Para pengecer biasanya menjual beberapa merk produk kemudahan sehingga mereka tidak mampu untuk mempromosikan hanya satu merk saja. Jadi untuk barang kemudahan tanggungjawab periklanan seluruhnya menjadi beban pabrik.
Barang-barang perbelanjaan(Shopping goods)
Barang-barang perbelanjaan merupakan produk yang biasanya oleh konsumen diperbandingkan kualitasnya, harganya, dan coraknya di beberapa toko sebelum dibeli, karakteristiknya yang utama adalah sebelum membelinya konsumen tidak memiliki informasi yang lengkap tentang barang-barang tipe ini. Jadi sewaktu mereka pergi untuk membelinya, mereka harus membandingkan lebih dahulu beberapa produk alternatif sebelum membuat keputusan barang mana yang hendak dibelinya. Pada umumnya, barang- barang perbelanjaan lebih mahal serta lebih jarang dibeli dibandingkan dengan barang-barang kemudahan. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
Pola beli barang-barang perbelanjaan mempengaruhi distribusi dan strategi promosi, baik dari pabrikan/produsen maupun dari para pialang/pedagang menengah. Untuk mempermudah para konsumen memperbandingkan barang-barang perbelanjaan, para pabrikan berusaha menempatkan produk-produk mereka di toko-toko yang berdekatan dengan toko-toko yang menjual produk saingan.
Barang-barang khas (Speciality goods)
Barang-barang khas merupakan produk yang dipilh oleh konsumen karena merknya yang kuat. Seperti halnya pembeli barang-barang kemudahan(tetapi tidak seperti pembeli barang-barang perbelanjaan) pembeli barang-barang khusus sebelum pergi berbelanja telah mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang barang-barang yang dibutuhkan. Ciri khas dari barang tipe ini adalah, pembeli hanya akan membeli merk-merk tertentu saja. Mereka juga bersedia mengabaikan barang yang nyata-nyata ada, hanya karena ingin membeli merk-merk yang diinginkan. Meskipun untuk ini mereka harus membuang waktu dan usaha. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
Para pabrikan/produsen dalam memasarkan barang-barang khusus hanya dapat mendayagunakan beberapa toko pengecer saja karena konsumen tetap teguh membeli merk-merk tertentu serta bersedia mengeluarkan upaya untuk memdapatkannya. Karena merk penting dan hanya beberapa toko pengecer saja yang dipakai, baik pabrikan maupun pengecer harus mengiklankan produk secara luas. Seringkali pabrikan ikut menanggung sebagian biaya iklan para pengecernya, dan nama-nama pengecernya juga sering muncul dalam iklan-iklan pabrikan.
Klarisifikasi barang konsumen yang dikembangkan sampai toko pengecer
Sistem klasifikasi barang konsumen dapat dikembangkan sampai eceran, artinya dapat pula menyebut toko-toko barang  kemudahan, toko-toko barang perbelanjaan, dan toko-toko barang khas.  Kategori yang dipakai untuk menggolongkan  suatu toko tergantung dari apakah pelanggan bebrelanja karena kebetulan toko itu ada atau karema memang memilih tokot tanpa mempedulikan letaknya, jaraknya, dan sebagainya. Konsumen  sering melalui proses lima langkah yang logis sewaktu mereka hendak membuat keputusan beli. Pertama, menyadari kebutuhan yang belum terpuaskan. Kemudian beberapa pilihan yang nalar (reasonable) diidentifikasi dan kemudian dievaluasi.  Keputusan untuk membeli kemudian dibuat. Dalam tahap akhir, prilaku purna beli mencakup beberapa disonansi kognitif dari pembeli, sesuatu yang perlu diingat oleh para penjual. Penggabungan dari semua adalah dua teori komprehensif dan perilaku konsumen. Alat bantu untuk membentuk program pemasaran yang efektif adalah klasifikasi produk konsumen berdasarkan kebiasaan beli konsumen. Tiga masing-masing biasanya membuthkan distribusi, promosi, pertimbangan – pertimbangan pemasaran yang berbeda.
PENDAHULUAN
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk mengasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Sektor pertanian merupakan titik sentral usaha-usaha pem¬bangunan. Oleh karena itu, Pemerintah memberikan perhatian utama pada pembangunan sektor ini. Peluang pasar domestik yang semakin membaik akibat meningkatnya pendapatan perkapita akan merangsang pertumbuhan kapasitas produksi hilir (olahan). Keterbukaan pasar global menciptakan peluang-peluang baru yang harus dapat mengembangkan komoditas tanaman kacang-kacangan. Pasar berubah dengan sangat cepat sehingga harus mampu mengantisipasi secara cermat dan tepat, jika tidak ingin mengalami kegagalan dan kebangkrutan. Pengembangan produksi pangan diarahkan sebagai penghasil aneka-ragam bahan pangan dengan kuantitas dan kualitas yang semakin meningkat dalam rangka memelihara kemantapan swasembada pangan dan memperbaiki keadaan gizi masyarakat serta sebagai sumber bahan baku bagi agro industri dalam rangka menunjang program industrialisasi nasional melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi.
Kacang tanah, juga disebut kacang tanah, termasuk keluarga Fabaceae. Mereka awalnya tumbuh di Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Meksiko. Kacang tanah adalah tanaman herba tahunan yang tumbuh hingga ketinggian 30-50 cm. Mereka dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti earthnuts, kacang polong dan kacang-kacangan Goober monyet. Kacang ini tersedia sepanjang tahun, dalam beberapa bentuk seperti panggang mentah,, dikupas dan diolah. Kacang tumbuh terbaik dalam terang, berpasir lempung tanah. Mereka membutuhkan lima bulan cuaca hangat, dan curah hujan tahunan 500 sampai 1.000 mm (20 sampai 39 di) atau yang setingkat di irigasi air. Kacang tanah sangat rentan terhadap kontaminasi selama pertumbuhan dan penyimpanan.


PEMBAHASAN
Prospek Kacang Tanah
Awal mula kacang tanah sampai ke Indonesia yaitu tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol, Cina, atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Meskipun Indonesia telah berswasembada beras sejak tahun 1984, akan tetapi swasembada pangan masih belum tercapai. Salah satu komoditi yang masih rendah produktifitasnya ditingkat petani adalah kacang tanah. Naik turun¬nya produksi kacang tanah setiap tahun sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain oleh musim kemarau yang panjang, serangan hama, dan penyakit. Selain hal itu luas areal panenan yang setiap tahun berubah-ubah mempe¬ngaruhi pula besarnya produksi dari tahun ke tahun.
Tanaman kacang tanah merupakan tanaman pangan dan produktif yang penting di Indonesia. Lebih dari 1,2 juta ton kacang tanah diproduksi setiap tahunnya dan 70% dari produksi keseluruhan dihasilkan di provinsi-provinsi beriklim kering di Kawasan Timur Indonesia. Peningkatan permintaan domestik melebihi kemampuan pasokan yang tersedia, sehingga membuat Indonesia menjadi salah satu importir kacang tanah terbesar di dunia. Relatif tetap tingginya harga kacang tanah pipilan, baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, memberikan rangsangan bagi upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Prospek kacang tanah itu sendiri berkaitan dengan banyak manfaat yang ada pada kacang tanah itu sendiri. Kacang tanah merupakan yang kelima yang paling penting biji minyak tumbuh di dunia, melayani sebagai minyak penting dan sumber makanan bagi jutaan orang. Sebagai sumber penting protein, vitamin, dan mineral, kacang tanah digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan serta sabun, deterjen, dan kosmetik.
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum, meskipun bibit unggul yang berproduksi tinggi sudah diciptakan, namun dalam praktek produksinya belum memenuhi harapan. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi produsen dan konsumen. Kebanyakan yang terjadi di lapangan, sebelum panen tiba, para tengkulak mulai melakukan pembelian di areal pertanaman secara besar-besaran (Jawa : ditebas) dan para tengkulak kemudian menjual ke pabrik-pabrik minyak goreng. Hal yang paling mendapat sorotan pemerintah, terjadi selama tahun 1969-1991, produksi dan produktivitas kacang tanah nasional meningkat terus. Di Indonesia, angka produksi kacang tanah di antara jenis kacang-kacangan lainnya, menempati urutan ke-2 setelah kedelai.
Kacang tanah, selain untuk konsumsi masyarakat juga digunakan untuk bahan baku pakan ternak. Selama tahun 1969-2001, produksi kacang tanah terus meningkat, walaupun peningkatannya setiap Pelita hanya sekitar 1-2 persen per tahun. Harga kacang tanah di tingkat petani ditentukan oleh mekanisme pasar, Dengan demikian, peningkatan luas areal kacang tanah merupakan respon terhadap harga jual kacang tanah yang cenderung meningkat sebagai akibat ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan kacang tanah domestik.


Gambar Produk-produk Olahan dari Kacang Tanah

Prospek produk kacang tanah antara lain, sebagai berikut:
1. Minyak kacang
Minyak kacang sering digunakan dalam memasak, karena memiliki rasa ringan dan yang relatif tinggi titik asap . Karena kadar tinggi monounsaturated itu dianggap kurang sehat daripada minyak jenuh, dan tahan terhadap ketengikan. Ada beberapa jenis minyak kacang tanah termasuk minyak kacang panggang aromatik, minyak kacang tanah halus, minyak kacang ekstra virgin atau dingin dan kacang tanah ekstrak.
2. Tepung Kacang
Tepung kacang tanah yang rendah lemak daripada mentega kacang, dan sangat populer dengan koki karena kandungan protein yang tinggi membuatnya cocok sebagai penambah rasa. Tepung Kacang digunakan sebagai solusi bebas gluten.
3. Selai
Kacang tanah memiliki kadar lemak dan energi yang lebih besar, tetapi kadar proteinnya lebih kecil.
Manfaat kacang tanah antara lain, sebagai berikut:
Kacang kaya akan nutrisi, memberikan lebih dari 30 nutrisi penting dan fitonutrien. Kacang tanah merupakan sumber yang baik dari niacin, folat, serat, magnesium, vitamin E, mangan dan fosfor. Kacang tanah juga secara alami bebas dari trans lemak dan sodium dan mengandung sekitar 25% protein. Kacang kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang sangat bermanfaat bagi jantung. Kandungan lemak membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Kacang ini mengandung beberapa nutrisi, seperti vitamin E, niasin, protein, folat dan mangan, yang sangat membantu dalam mengurangi resiko penyakit jantung. Kacang mengandung banyak antioksidan tinggi, yang membantu dalam menurunkan resiko penyakit koroner. Kandungan antioksidan pada kacang panggang jauh lebih dari itu ditemukan di blackberry, stroberi, apel, wortel, dan bit. Kacang mengandung serat, yang menurunkan resiko kanker usus besar. Kacang ini memiliki Coenzyme Q10, yang melindungi jantung pada saat kekurangan oksigen, seperti dalam kasus ketinggian tinggi. Kacang kaya akan protein dan menyediakan energi yang tinggi untuk tubuh. Kacang ini mengandung resveratrol, yang dikenal dengan sifat anti-penuaan. Juga, resveratrol membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker. Kacang kaya akan niasin yang membuktikan sangat bermanfaat untuk aliran darah, kesehatan otak dan sirkulasi otak. Kacang ini sangat efektif dalam mencegah batu empedu. Kacang membantu tubuh melawan melawan penyakit Alzheimer dan juga penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia. Kacang ini mengandung kalsium kandungan tinggi, yang mendorong pertumbuhan tulang tubuh. Semakin banyak manfaat yang diperoleh dari kacang tanah, maka semakin banyak pula permintaan akan kacang tanah.
Potensi Pasar Ekspor dan Impor Kacang Tanah
Pada dasarnya peningkatan impor tidak dapat dipandang sepenuhnya bersifat negative. Peningkatan impor dianggap positif apabila barang yang diimpor berpotensi ekspor, mampu mendukung pertumbuhan ekspor, yang akan memberikan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja. Impor kacang tanah yang dilakukan Indonesia mulai terjadi sejak tahun 1979. Sejumlah negara yang menjadi pemasok kacang tanah antara lain Vietnam, China, Thailand dan
sisanya dari berbagai negara. Indonesia mengimpor kacang tanah dalam bentuk kupas dan bungkil kacang tanah. Namun volume impor kacang tanah semakin berkurang, dikarenakan produksinya juga meningkat dan diduga permintaan kacang tanah menurun. Sebaliknya selama kurun waktu 1990-1998, volume ekspor kacang tanah berkulit meningkat sebesar 20,0 persen per tahun.
Secara nasional, luas tanam kacang tanah pada periode 2004-2008 berfluktuasi dengan rata-rata 689,5 ribu ha. Pada tahun 2008 luas tanam komoditas pangan ini tercatat 636,2 ribu ha, produksi 773,8 ribu ton, dan produktivitas 1,2 t/ha, sedangkan kebutuhannya telah mencapai 856,1 ribu ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka impor kacang tanah tentu masih diperlukan.
Untuk menekan impor kacang tanah, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada tahun 2008 telah merancang upaya peningkatan produksi kacang tanah melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan kemitraan dengan luas tanam 767 ribu ha dan luas panen 721 ribu ha dengan produktivitas rata-rata 1,4 t/ha polong kering, sehingga produksi diharapkan dapat mencapai lebih dari 1,0 juta ton. Angka ini dapat direalisasikan melalui peningkatan produktivitas kacang tanah, antara lain dengan menerapkan inovasi teknologi spesifik lokasi melalui pendekatan PTT, terutama di lahan kering.
Besarnya peluang untuk meningkatkan produktivitas/produksi kacang tanah sehubungan utama dunia yaitu Amerika (USA), Argentina dan Cina, juga karena permintaan dalam negeri yang sangat baik. Dibandingkan dengan produksi dunia yang mencapai 22-23 juta ton yang sebagian besar diimpor oleh Eropa, yang mencapai rata-rata sebesar 500.000 ton per tahun, maka eskpor kacang tanah dari Indonesia masih relatif sangat kecil. Di pihak lain, selain Indonesia mampu mengekspor kacang tanah, Indonesia juga masih harus mengimpor kacang tanah dari luar negeri baik dalam bentuk hasil olahan maupun dalam bentuk kacang tanah sebagai bahan baku. Kecendrungan pasar impor kacang tanah dapat diikuti sebagaimana terlihat dalam Gambar. Impor kacang tanah Indonesia memperlihatkan kecendrungan yang terus meningkat, baik bilamana dilihat dari volume maupun nilainya. Perbedaan antar yang di ekspor dan yang diimpor, memberikan gambaran bahwa peluang untuk meningkatkan produktivitas dan produksi dalam negeri masih berpeluang sangat besar.

Gambar . Volume dan Nilai Impor Kacang Tanah dari Indonesia
Penyebab Krisis Produksi Kacang Tanah

Produktifitas tanaman kacang tanah sangat dibatasi oleh kurang tersedianya bibit bermutu baik dan pengetahuan tentang praktik budidaya yang tepat. Bagi petani untuk meningkatkan hasil dan penghasilan mereka, diperlukan jenis varietas yang lebih dapat beradaptasi terhadap iklim pertanian yang ada, peningkatan praktik-praktik budidaya dan akses ke prasarana irigasi yang tepat waktu. Upaya peningkatan produksi tersebut masih dihadapkan kepada beberapa macam kendala atau kelemahan-kelemahan. Secara manajerial, kendalan utama yang dapat menyebabkan bisnis usaha kecil budidaya kacang tanah masih sering menghadapi resiko kegagalan, adalah sebagai berikut :
a. Masih adanya kelemahan pada teknik budidaya,
b. Lemahnya akses pasar yang dapat mengakibatkan tertunda-tundanya penjualan,
c. Tidak adanya kepastian jual,
d. Kemungkinan rendahnya marjin usaha,
Kelemahan tersebut dapat dikaitkan dengan belum dikuasai sepenuhnya oleh para petani tentang teknologi produksi yang maju. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah karena petani kacang tanah adalah petani kecil (sebagian besar luas lahan tanamnya < 0.5 Ha) di mana proses pengambilan keputusan produksinya diduga tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu teknologi dan peramalan produksi serta harga yang baik.
Persediaan Bahan Tanam
Pengadaan benih bermutu untuk kacang tanah diperoleh dengan benih berkualitas tinggi dari segi genetik, fisik, maupun fisiologis perlu dilakukan langkah-langkah yang benar dan harus dimulai sejak persiapan lahan, penanaman, pemanenan, pengolahan hasil, pengeringan, pengepakan, penyimpanan, serta pengangkutan benih ke tempat yang dibutuhkan benih. Untuk mendapatkan persediaan bahan tanam yang baik terkendala pada pasokan bahan baku. Lahan untuk pengadaan benih bermutu harus diolah secara intensif sampai gembur dan remah. Ini bertujuan agar dapat menjamin pertumbuhan lebih baik dan bebas dari gulma. Keseimbangan unsur hara merupakan modal dasar yang harus dipenuhi agar pertumbuhan tanah tidak terhambat sehingga diperoleh benih berkualitas tinggi.
Pemilihan benih bertujuan untuk membuang biji kusam, biji gulma atau biji tanaman lain. Untuk kacang tanah penyimpanan merupakan kegiatan yang paling penting dalam penanganan benih. Penyimpanan lebih banyak dalam bentuk polong dibanding bentuk biji karena penyimpanan bentuk polong lebih baik karena kadar air yang tersimpan 9-10% sementara dalam bentuk biji memerlukan kadar air rendah 7%. Perawatan benih kacang tanah apabila disimpan dalam kurun waktu cukup lama perlu dicek kembali kadar air agar tetap 10%. Langkah-langkah di atas digunakan untuk mendapatkan bahan tanam yang baik dan berkualitas sehingga pasokan benih dapat terpenuhi.
Untuk mengembangkan peningkatan produksi kacang tanah melalui berbagai cara :
a. Memperluas areal panen
perluasan areal panen merupakan faktor pemberi peluang terbesar dalam upaya peningkatan produksi. Beberapa kegiatan dalam upaya perluasan areal panen adalah :
1. Ekstensifikasi
Kegiatan yang diarahkan pada penambahan areal panen yang sebelumnya tidak pernah ditanami kacang tanah.
2. Diversifikasi
Penganekaragaman jenis komoditas yang ditanam di suatu lahan melalui penggantian dari tanaman lain, sisipan, tumpang sari atau sebagai tanaman susulan dalam suatu pola tanam
3. Rehabilitasi
Perbaikan potensi varietas unggul dengan pemurnian benih atau penggantian benih yang sudah berkali-kali ditanam
4. Peningkatan intensitas penanaman
kegiatan menanam kacang tanah dalam suatu pola tanam di suatu daerah sehingga luas areal bertambah.
b. Meningkatkan Produktivitas
Menggunakan varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi. Upaya ini dapat dicapai bila penanaman diikuti dengan penerapan komponen teknologi produksi secara efektif, efisien, dan benar.
Upaya perbaikan yang dapat merangsang upaya peningkatan produktivitas/ produksi yang bersifat teknis produksi (non kelembagaan) mencakup perbaikan serta penyempurnaan dalam penerapan teknologi pada setiap siklus produksi, yang dimulai dari :
1. Proses persiapan dan pembuatan serta penyediaan pembenihan kacang tanah yang unggul
2. Persiapan lahan budidaya
3. Penerapan teknologi penanaman kacang tanah, mulai dari rancangan pola tanam, pemeliharaan tanaman, proses panen, proses penanganan hasil panen dan distribusi dan pemasaran hasil panen (produksi kacang tanah)
Perbaikan terhadap faktor pendukung penerapan teknologi tersebut, pada prinsipnya bertujuan untuk dapat menekan resiko kegagalan produksi sampai pada tingkat yang sekecil mungkin. Bersifat kelembagaan yang diduga mampu memperkecil kendala, mencakup:
1. Persiapan pengusulan proyek sampai dengan untuk mendapatkan bantuan dan keamanan bagi pembiayaan (kredit)
2. Penyediaan prasarana dan sarana produksi
3. Program pendampingan selama masa produksi, penanganan hasil, distribusi dan pemasaran hasil dan selama proses pemenuhan kewajiaban finansial.
Adapun teknologi yang diintroduksi beserta cara aplikasinya untuk meningkatkan produktivitas, sebagai berikut:
1. Penggunaan varietas unggul (Bima, Kancil, Kelinci) dan varietas lokal,
Penggunaan varietas bibit unggul dapat menciptakan hasil panen yang lebih tinggi daripada varietas lokal. Pemerintah mulai menerapkan penggunaan bibit unggul kepada petani dengan harapan hasil panen kacang tanah dapat meningkat dan dapat mengurangi impor kacang tanah.
2. Pengolahan tanah dilakukan sedalam 15-20 cm, lalu digemburkan dan diratakan dengan menggunakan traktor, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma. Dibuat bedengan selebar 3-4 m, saluran drainase sedalam 30 cm dan lebar 20 cm.
3. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal. Biji dimasukkan kedalam lubang tugal dengan kedalaman 3 cm, 1 biji/lubang. Jarak tanam 40x20 cm. Sebelum benih ditanam dilakukan perlakuan rhizobium
4. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk: Urea 50 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 50 kg/ha. Pupuk diberikan pada umur 10-15 HST dengan cara disebar dalam larikan antara barisan, semua pupuk diberikan sekaligus Untuk pupuk kandang diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah kedua.
5. Penyiangan dilakukan dua kali.
Penyiangan pertama dilakukan saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (selambat-lambatnya sekjbelum tanaman berbunga). Bersamaan dengan penyiangan pertama dapat dilakukan pembumbunan. Penyiangan kedua (jika diperlukan) dilakukan setelah tanaman memasuki fase pembentukan polong (umur 6 minggu) setelah tanam
6. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan menerapkan cara pengendalian hama terpadu (PHT). Pengendalian dilakukan berdasarkan tingkat dan jenis serangan hama dan penyakit) Tanaman kacang tanah bisa dipanen antara umur 90-110 hari.
7. Penanganan pasca panen kacang tanah, polong segera dirontokkan, pengeringan dengan cara dijemur di bawah terik matahari atau dengan mesin pengering sampai kadar air 12 %, yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit ari.







PENUTUP
Kacang tanah memberi keuntungan dan manfaat yang perlu diperhitungkan ke depannya. Banyaknya manfaat yang diberikan kacang tanah sehingga menjadi prospek yang bagus bagi petani untuk mengelolanya dan meningkatkan produktivitasnya dengan baik dan benar. Upaya secara kelembagaan dan non kelembagaan perlu diciptakan agar dapat meningkatkan produktivitas kacang tanah. Upaya tersebut bukan hanya dari kelembagaan saja, tetapi semua pihak harus berusaha meningkatkan produk-produk pangan terutama petani dengan penggunaan teknologi dan pembinaan secara baik sehingga dapat menerapkan teknologi yang diterima.