Minggu, 14 November 2010

PENDAHULUAN
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk mengasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Sektor pertanian merupakan titik sentral usaha-usaha pem¬bangunan. Oleh karena itu, Pemerintah memberikan perhatian utama pada pembangunan sektor ini. Peluang pasar domestik yang semakin membaik akibat meningkatnya pendapatan perkapita akan merangsang pertumbuhan kapasitas produksi hilir (olahan). Keterbukaan pasar global menciptakan peluang-peluang baru yang harus dapat mengembangkan komoditas tanaman kacang-kacangan. Pasar berubah dengan sangat cepat sehingga harus mampu mengantisipasi secara cermat dan tepat, jika tidak ingin mengalami kegagalan dan kebangkrutan. Pengembangan produksi pangan diarahkan sebagai penghasil aneka-ragam bahan pangan dengan kuantitas dan kualitas yang semakin meningkat dalam rangka memelihara kemantapan swasembada pangan dan memperbaiki keadaan gizi masyarakat serta sebagai sumber bahan baku bagi agro industri dalam rangka menunjang program industrialisasi nasional melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi.
Kacang tanah, juga disebut kacang tanah, termasuk keluarga Fabaceae. Mereka awalnya tumbuh di Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Meksiko. Kacang tanah adalah tanaman herba tahunan yang tumbuh hingga ketinggian 30-50 cm. Mereka dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti earthnuts, kacang polong dan kacang-kacangan Goober monyet. Kacang ini tersedia sepanjang tahun, dalam beberapa bentuk seperti panggang mentah,, dikupas dan diolah. Kacang tumbuh terbaik dalam terang, berpasir lempung tanah. Mereka membutuhkan lima bulan cuaca hangat, dan curah hujan tahunan 500 sampai 1.000 mm (20 sampai 39 di) atau yang setingkat di irigasi air. Kacang tanah sangat rentan terhadap kontaminasi selama pertumbuhan dan penyimpanan.


PEMBAHASAN
Prospek Kacang Tanah
Awal mula kacang tanah sampai ke Indonesia yaitu tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol, Cina, atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Meskipun Indonesia telah berswasembada beras sejak tahun 1984, akan tetapi swasembada pangan masih belum tercapai. Salah satu komoditi yang masih rendah produktifitasnya ditingkat petani adalah kacang tanah. Naik turun¬nya produksi kacang tanah setiap tahun sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain oleh musim kemarau yang panjang, serangan hama, dan penyakit. Selain hal itu luas areal panenan yang setiap tahun berubah-ubah mempe¬ngaruhi pula besarnya produksi dari tahun ke tahun.
Tanaman kacang tanah merupakan tanaman pangan dan produktif yang penting di Indonesia. Lebih dari 1,2 juta ton kacang tanah diproduksi setiap tahunnya dan 70% dari produksi keseluruhan dihasilkan di provinsi-provinsi beriklim kering di Kawasan Timur Indonesia. Peningkatan permintaan domestik melebihi kemampuan pasokan yang tersedia, sehingga membuat Indonesia menjadi salah satu importir kacang tanah terbesar di dunia. Relatif tetap tingginya harga kacang tanah pipilan, baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, memberikan rangsangan bagi upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Prospek kacang tanah itu sendiri berkaitan dengan banyak manfaat yang ada pada kacang tanah itu sendiri. Kacang tanah merupakan yang kelima yang paling penting biji minyak tumbuh di dunia, melayani sebagai minyak penting dan sumber makanan bagi jutaan orang. Sebagai sumber penting protein, vitamin, dan mineral, kacang tanah digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan serta sabun, deterjen, dan kosmetik.
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum, meskipun bibit unggul yang berproduksi tinggi sudah diciptakan, namun dalam praktek produksinya belum memenuhi harapan. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi produsen dan konsumen. Kebanyakan yang terjadi di lapangan, sebelum panen tiba, para tengkulak mulai melakukan pembelian di areal pertanaman secara besar-besaran (Jawa : ditebas) dan para tengkulak kemudian menjual ke pabrik-pabrik minyak goreng. Hal yang paling mendapat sorotan pemerintah, terjadi selama tahun 1969-1991, produksi dan produktivitas kacang tanah nasional meningkat terus. Di Indonesia, angka produksi kacang tanah di antara jenis kacang-kacangan lainnya, menempati urutan ke-2 setelah kedelai.
Kacang tanah, selain untuk konsumsi masyarakat juga digunakan untuk bahan baku pakan ternak. Selama tahun 1969-2001, produksi kacang tanah terus meningkat, walaupun peningkatannya setiap Pelita hanya sekitar 1-2 persen per tahun. Harga kacang tanah di tingkat petani ditentukan oleh mekanisme pasar, Dengan demikian, peningkatan luas areal kacang tanah merupakan respon terhadap harga jual kacang tanah yang cenderung meningkat sebagai akibat ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan kacang tanah domestik.


Gambar Produk-produk Olahan dari Kacang Tanah

Prospek produk kacang tanah antara lain, sebagai berikut:
1. Minyak kacang
Minyak kacang sering digunakan dalam memasak, karena memiliki rasa ringan dan yang relatif tinggi titik asap . Karena kadar tinggi monounsaturated itu dianggap kurang sehat daripada minyak jenuh, dan tahan terhadap ketengikan. Ada beberapa jenis minyak kacang tanah termasuk minyak kacang panggang aromatik, minyak kacang tanah halus, minyak kacang ekstra virgin atau dingin dan kacang tanah ekstrak.
2. Tepung Kacang
Tepung kacang tanah yang rendah lemak daripada mentega kacang, dan sangat populer dengan koki karena kandungan protein yang tinggi membuatnya cocok sebagai penambah rasa. Tepung Kacang digunakan sebagai solusi bebas gluten.
3. Selai
Kacang tanah memiliki kadar lemak dan energi yang lebih besar, tetapi kadar proteinnya lebih kecil.
Manfaat kacang tanah antara lain, sebagai berikut:
Kacang kaya akan nutrisi, memberikan lebih dari 30 nutrisi penting dan fitonutrien. Kacang tanah merupakan sumber yang baik dari niacin, folat, serat, magnesium, vitamin E, mangan dan fosfor. Kacang tanah juga secara alami bebas dari trans lemak dan sodium dan mengandung sekitar 25% protein. Kacang kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang sangat bermanfaat bagi jantung. Kandungan lemak membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Kacang ini mengandung beberapa nutrisi, seperti vitamin E, niasin, protein, folat dan mangan, yang sangat membantu dalam mengurangi resiko penyakit jantung. Kacang mengandung banyak antioksidan tinggi, yang membantu dalam menurunkan resiko penyakit koroner. Kandungan antioksidan pada kacang panggang jauh lebih dari itu ditemukan di blackberry, stroberi, apel, wortel, dan bit. Kacang mengandung serat, yang menurunkan resiko kanker usus besar. Kacang ini memiliki Coenzyme Q10, yang melindungi jantung pada saat kekurangan oksigen, seperti dalam kasus ketinggian tinggi. Kacang kaya akan protein dan menyediakan energi yang tinggi untuk tubuh. Kacang ini mengandung resveratrol, yang dikenal dengan sifat anti-penuaan. Juga, resveratrol membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker. Kacang kaya akan niasin yang membuktikan sangat bermanfaat untuk aliran darah, kesehatan otak dan sirkulasi otak. Kacang ini sangat efektif dalam mencegah batu empedu. Kacang membantu tubuh melawan melawan penyakit Alzheimer dan juga penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia. Kacang ini mengandung kalsium kandungan tinggi, yang mendorong pertumbuhan tulang tubuh. Semakin banyak manfaat yang diperoleh dari kacang tanah, maka semakin banyak pula permintaan akan kacang tanah.
Potensi Pasar Ekspor dan Impor Kacang Tanah
Pada dasarnya peningkatan impor tidak dapat dipandang sepenuhnya bersifat negative. Peningkatan impor dianggap positif apabila barang yang diimpor berpotensi ekspor, mampu mendukung pertumbuhan ekspor, yang akan memberikan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja. Impor kacang tanah yang dilakukan Indonesia mulai terjadi sejak tahun 1979. Sejumlah negara yang menjadi pemasok kacang tanah antara lain Vietnam, China, Thailand dan
sisanya dari berbagai negara. Indonesia mengimpor kacang tanah dalam bentuk kupas dan bungkil kacang tanah. Namun volume impor kacang tanah semakin berkurang, dikarenakan produksinya juga meningkat dan diduga permintaan kacang tanah menurun. Sebaliknya selama kurun waktu 1990-1998, volume ekspor kacang tanah berkulit meningkat sebesar 20,0 persen per tahun.
Secara nasional, luas tanam kacang tanah pada periode 2004-2008 berfluktuasi dengan rata-rata 689,5 ribu ha. Pada tahun 2008 luas tanam komoditas pangan ini tercatat 636,2 ribu ha, produksi 773,8 ribu ton, dan produktivitas 1,2 t/ha, sedangkan kebutuhannya telah mencapai 856,1 ribu ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka impor kacang tanah tentu masih diperlukan.
Untuk menekan impor kacang tanah, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada tahun 2008 telah merancang upaya peningkatan produksi kacang tanah melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan kemitraan dengan luas tanam 767 ribu ha dan luas panen 721 ribu ha dengan produktivitas rata-rata 1,4 t/ha polong kering, sehingga produksi diharapkan dapat mencapai lebih dari 1,0 juta ton. Angka ini dapat direalisasikan melalui peningkatan produktivitas kacang tanah, antara lain dengan menerapkan inovasi teknologi spesifik lokasi melalui pendekatan PTT, terutama di lahan kering.
Besarnya peluang untuk meningkatkan produktivitas/produksi kacang tanah sehubungan utama dunia yaitu Amerika (USA), Argentina dan Cina, juga karena permintaan dalam negeri yang sangat baik. Dibandingkan dengan produksi dunia yang mencapai 22-23 juta ton yang sebagian besar diimpor oleh Eropa, yang mencapai rata-rata sebesar 500.000 ton per tahun, maka eskpor kacang tanah dari Indonesia masih relatif sangat kecil. Di pihak lain, selain Indonesia mampu mengekspor kacang tanah, Indonesia juga masih harus mengimpor kacang tanah dari luar negeri baik dalam bentuk hasil olahan maupun dalam bentuk kacang tanah sebagai bahan baku. Kecendrungan pasar impor kacang tanah dapat diikuti sebagaimana terlihat dalam Gambar. Impor kacang tanah Indonesia memperlihatkan kecendrungan yang terus meningkat, baik bilamana dilihat dari volume maupun nilainya. Perbedaan antar yang di ekspor dan yang diimpor, memberikan gambaran bahwa peluang untuk meningkatkan produktivitas dan produksi dalam negeri masih berpeluang sangat besar.

Gambar . Volume dan Nilai Impor Kacang Tanah dari Indonesia
Penyebab Krisis Produksi Kacang Tanah

Produktifitas tanaman kacang tanah sangat dibatasi oleh kurang tersedianya bibit bermutu baik dan pengetahuan tentang praktik budidaya yang tepat. Bagi petani untuk meningkatkan hasil dan penghasilan mereka, diperlukan jenis varietas yang lebih dapat beradaptasi terhadap iklim pertanian yang ada, peningkatan praktik-praktik budidaya dan akses ke prasarana irigasi yang tepat waktu. Upaya peningkatan produksi tersebut masih dihadapkan kepada beberapa macam kendala atau kelemahan-kelemahan. Secara manajerial, kendalan utama yang dapat menyebabkan bisnis usaha kecil budidaya kacang tanah masih sering menghadapi resiko kegagalan, adalah sebagai berikut :
a. Masih adanya kelemahan pada teknik budidaya,
b. Lemahnya akses pasar yang dapat mengakibatkan tertunda-tundanya penjualan,
c. Tidak adanya kepastian jual,
d. Kemungkinan rendahnya marjin usaha,
Kelemahan tersebut dapat dikaitkan dengan belum dikuasai sepenuhnya oleh para petani tentang teknologi produksi yang maju. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah karena petani kacang tanah adalah petani kecil (sebagian besar luas lahan tanamnya < 0.5 Ha) di mana proses pengambilan keputusan produksinya diduga tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu teknologi dan peramalan produksi serta harga yang baik.
Persediaan Bahan Tanam
Pengadaan benih bermutu untuk kacang tanah diperoleh dengan benih berkualitas tinggi dari segi genetik, fisik, maupun fisiologis perlu dilakukan langkah-langkah yang benar dan harus dimulai sejak persiapan lahan, penanaman, pemanenan, pengolahan hasil, pengeringan, pengepakan, penyimpanan, serta pengangkutan benih ke tempat yang dibutuhkan benih. Untuk mendapatkan persediaan bahan tanam yang baik terkendala pada pasokan bahan baku. Lahan untuk pengadaan benih bermutu harus diolah secara intensif sampai gembur dan remah. Ini bertujuan agar dapat menjamin pertumbuhan lebih baik dan bebas dari gulma. Keseimbangan unsur hara merupakan modal dasar yang harus dipenuhi agar pertumbuhan tanah tidak terhambat sehingga diperoleh benih berkualitas tinggi.
Pemilihan benih bertujuan untuk membuang biji kusam, biji gulma atau biji tanaman lain. Untuk kacang tanah penyimpanan merupakan kegiatan yang paling penting dalam penanganan benih. Penyimpanan lebih banyak dalam bentuk polong dibanding bentuk biji karena penyimpanan bentuk polong lebih baik karena kadar air yang tersimpan 9-10% sementara dalam bentuk biji memerlukan kadar air rendah 7%. Perawatan benih kacang tanah apabila disimpan dalam kurun waktu cukup lama perlu dicek kembali kadar air agar tetap 10%. Langkah-langkah di atas digunakan untuk mendapatkan bahan tanam yang baik dan berkualitas sehingga pasokan benih dapat terpenuhi.
Untuk mengembangkan peningkatan produksi kacang tanah melalui berbagai cara :
a. Memperluas areal panen
perluasan areal panen merupakan faktor pemberi peluang terbesar dalam upaya peningkatan produksi. Beberapa kegiatan dalam upaya perluasan areal panen adalah :
1. Ekstensifikasi
Kegiatan yang diarahkan pada penambahan areal panen yang sebelumnya tidak pernah ditanami kacang tanah.
2. Diversifikasi
Penganekaragaman jenis komoditas yang ditanam di suatu lahan melalui penggantian dari tanaman lain, sisipan, tumpang sari atau sebagai tanaman susulan dalam suatu pola tanam
3. Rehabilitasi
Perbaikan potensi varietas unggul dengan pemurnian benih atau penggantian benih yang sudah berkali-kali ditanam
4. Peningkatan intensitas penanaman
kegiatan menanam kacang tanah dalam suatu pola tanam di suatu daerah sehingga luas areal bertambah.
b. Meningkatkan Produktivitas
Menggunakan varietas unggul yang berpotensi hasil tinggi. Upaya ini dapat dicapai bila penanaman diikuti dengan penerapan komponen teknologi produksi secara efektif, efisien, dan benar.
Upaya perbaikan yang dapat merangsang upaya peningkatan produktivitas/ produksi yang bersifat teknis produksi (non kelembagaan) mencakup perbaikan serta penyempurnaan dalam penerapan teknologi pada setiap siklus produksi, yang dimulai dari :
1. Proses persiapan dan pembuatan serta penyediaan pembenihan kacang tanah yang unggul
2. Persiapan lahan budidaya
3. Penerapan teknologi penanaman kacang tanah, mulai dari rancangan pola tanam, pemeliharaan tanaman, proses panen, proses penanganan hasil panen dan distribusi dan pemasaran hasil panen (produksi kacang tanah)
Perbaikan terhadap faktor pendukung penerapan teknologi tersebut, pada prinsipnya bertujuan untuk dapat menekan resiko kegagalan produksi sampai pada tingkat yang sekecil mungkin. Bersifat kelembagaan yang diduga mampu memperkecil kendala, mencakup:
1. Persiapan pengusulan proyek sampai dengan untuk mendapatkan bantuan dan keamanan bagi pembiayaan (kredit)
2. Penyediaan prasarana dan sarana produksi
3. Program pendampingan selama masa produksi, penanganan hasil, distribusi dan pemasaran hasil dan selama proses pemenuhan kewajiaban finansial.
Adapun teknologi yang diintroduksi beserta cara aplikasinya untuk meningkatkan produktivitas, sebagai berikut:
1. Penggunaan varietas unggul (Bima, Kancil, Kelinci) dan varietas lokal,
Penggunaan varietas bibit unggul dapat menciptakan hasil panen yang lebih tinggi daripada varietas lokal. Pemerintah mulai menerapkan penggunaan bibit unggul kepada petani dengan harapan hasil panen kacang tanah dapat meningkat dan dapat mengurangi impor kacang tanah.
2. Pengolahan tanah dilakukan sedalam 15-20 cm, lalu digemburkan dan diratakan dengan menggunakan traktor, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma. Dibuat bedengan selebar 3-4 m, saluran drainase sedalam 30 cm dan lebar 20 cm.
3. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal. Biji dimasukkan kedalam lubang tugal dengan kedalaman 3 cm, 1 biji/lubang. Jarak tanam 40x20 cm. Sebelum benih ditanam dilakukan perlakuan rhizobium
4. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk: Urea 50 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 50 kg/ha. Pupuk diberikan pada umur 10-15 HST dengan cara disebar dalam larikan antara barisan, semua pupuk diberikan sekaligus Untuk pupuk kandang diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah kedua.
5. Penyiangan dilakukan dua kali.
Penyiangan pertama dilakukan saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (selambat-lambatnya sekjbelum tanaman berbunga). Bersamaan dengan penyiangan pertama dapat dilakukan pembumbunan. Penyiangan kedua (jika diperlukan) dilakukan setelah tanaman memasuki fase pembentukan polong (umur 6 minggu) setelah tanam
6. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan menerapkan cara pengendalian hama terpadu (PHT). Pengendalian dilakukan berdasarkan tingkat dan jenis serangan hama dan penyakit) Tanaman kacang tanah bisa dipanen antara umur 90-110 hari.
7. Penanganan pasca panen kacang tanah, polong segera dirontokkan, pengeringan dengan cara dijemur di bawah terik matahari atau dengan mesin pengering sampai kadar air 12 %, yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit ari.







PENUTUP
Kacang tanah memberi keuntungan dan manfaat yang perlu diperhitungkan ke depannya. Banyaknya manfaat yang diberikan kacang tanah sehingga menjadi prospek yang bagus bagi petani untuk mengelolanya dan meningkatkan produktivitasnya dengan baik dan benar. Upaya secara kelembagaan dan non kelembagaan perlu diciptakan agar dapat meningkatkan produktivitas kacang tanah. Upaya tersebut bukan hanya dari kelembagaan saja, tetapi semua pihak harus berusaha meningkatkan produk-produk pangan terutama petani dengan penggunaan teknologi dan pembinaan secara baik sehingga dapat menerapkan teknologi yang diterima.