Senin, 02 Mei 2011

APER EKONOMI SUMBER DAYA PERTANIAN ANALISIS EKONOMI PERENCANAAN PROYEK USAHA AGRIBISNIS JAMUR MERANG

                                                                  I.       PENDAHULUAN
Proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Bahwa proyek pertanian adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber financial menjadi barang-barang capital yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa waktu kemudian. (Gittinger, 1986)
Sekarang ini jamur merang (Vollvariella volvaceae) merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini sudah semakin banyak orang yang mengetahui nilai gizi jamur merang dan manfaatnya bagi kesehatan manusia. Dilain pihak produksi jamur merang di Indonesia masih sangat terbatas sehingga nilai ekonomi jamur merang semakin meningkat. Cara yang baik untuk membudidayakan jamur merang dapat meningkatkan keuntungan yang bakal diperoleh.
Adanya prospek usaha budi daya yang kian meningkat memungkinkan seseorang untuk membuka usaha baru dalam pembudidayaan jamur merang yang menjanjikan keuntungan yang besar. Jamur merang (Vollvariella volvaceae) merupakan komoditas pertanian yang memiliki prospek usaha yang sangat baik untuk di kembangkan, baik untuk ekspor maupun untuk mencukupi permintaan pasar dalam negeri yang terus meningkat dan layak dijadikan sebagai investasi. Untuk budidaya jamur ini hanya dibutuhkan ketelitian dan modal yang tidak terlalu besar, tetapi nilai ekonominya cukup tinggi. (Sinaga, 2000)
Dalam kehidupan manusia, jamur memiliki keuntungan yang banyak seperti sebagai bahan obat-obatan/jamu, sebagai sumber pangan yang tinggi protein, kalium, phosphor, dan karbohidrat bebas nitrogen. Adanya manfaat yang besar pada jamur merang akan membuka pengembangan agribisnis jamur merang di Indonesia. Dari segi pasar, teknis, dan financial ternyata dapat dijadikan dasar dalam perencanaan usaha agribisnis jamur merang seperti yang akan diuraikan pada tulisan ini.
                                                                                                                                                       II.       PEMBAHASAN
A.    Nilai Gizi Jamur Merang Serta Potensi Pasar
Popularitas jamur tidak terlalu ditekankan berdasarkan kandungan gizinya, tetapi terutama karena rasanya yang eksotik dan teksturnya yang baik, baik secara manunggal maupun dalam kombinasi dengan bahan makanan lain. Selain itu, juga diketahui jamur mengandung banyak nutrisi yang penting artinya bagi gizi manusia. Nilai gizi beberapa jenis jamur termasuk jamur merang ternyata mempunyai gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan bahan makanan lain. Hal inilah yang mendorong permintaan jamur cenderung meningkat.
Table 1. Nilai Gizi Beberapa Jenis Jamur yang Edible Dibanding dengan Bahan Makanan Lain dalam Berat Segar
Jenis Makanan
Protein
(%)
Lemak
(%)
Karbohidrat
(%)
Agaricus sp*
Boletus edulis*
Cantarelus cibarus*
Bayam
Kentang
Kubis
Daging sapi
Volvariella volvaceae*
4,8
5,4
2,6
2,2
2,0
1,5
21,0
1,8
0,2
0,4
0,4
0,3
0,1
0,1
5,5
0,3
3,5
5,2
3,8
1,7
20,9
4,2
0,5
12-48
Keterangan : * = Jenis Jamur
Sumber : Singer, 2000.





Table 2. Nilai Gizi Beberapa Jamur yang Edibel
Kandungan
Kompisisi Berat Segar/100g
Komposisi Berat kering/kg Auricularia sp
V. volvaceae
A.bisporus
Kandungan air
Lemak
Protein
Abu
Kalsium
Kalium
Fosfat
Zat besi
Tiamin
Riboflavin
Niasin
Vitamin C
Kalori

93,3%

0,3%
1,8%
1,2%
30 mg/g
-
37 mg/g
0,9 mg/g
0,03 mg/g
0,01 mg/g
1,7 mg/g
1,7 mg/g
24 mg/g
-

-
-
-
-
-
-
0,12 mg/g
0,12 mg/g
0,52 mg/g
5,58 mg/g
-
-

15%

0,5 mg
8,4 mg
4,1 mg
315 mg
264 mg
-
36 mg
0,08 mg
0,19
4 mg
-
324 mg
Sumber : Quimio, 1981
Dari data table 1 dan 2 di atas dapat diketahui bahwa kandungan protein jamur merang cukup tinggi dengan kandungan karbohidrat yang tinggi pula. Tingkat kandungan serat kasar dan abunya sedang, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Diketahui bahwa  nilai kolesterol jamur merang  rendah. Jamur merang merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan Kalium (K) dan Phospor (P) tinggi. Selain itu, jamur merang cukup mengandung Natrium (Na), Kalsium (Ca),  Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Besi (Fe). Sementara logam beracun seperti Plumbum (Pb) dan Kadmium tidak terkandung dalam jamur merang ini. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jamur merang sangat baik digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari.
Dari sisi pasar, potensi pemasaran jamur terus mengalami peningkatan. Permintaan pasar yang terus meningkat bahkan kadang kurang terpenuhi memberikan angin segar bagi para pembudidaya jamur merang untuk memperluas lahan budidaya mereka. Hingga kini sudah banyak petani baik perorangan maupun kelompok yang telah menjadi pembudidaya jamur yang memiliki penampilan putih bersih ini. Dengan gambaran potensi pasar jamur merang tersebut, tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam jamur atau meningkatkan produksi jamurnya.
Adanya berbagai keistimewaan yang dimiiki oleh jamur merang ini baik dari sisi permintaan pasar dan sisi kandungan gizinya sangatlah berpeluang untuk mengembangkan usaha agribisnis jamur merang yang menjanjikan keuntungan yang menarik bagi petani jamur yang selanjutnya patut dicontoh sebagai salah satu usaha yang berprospek menarik. Dari aspek pasar, jamur merang mempunyai pasar yang baik.
B.     Teknik Budi Daya Jamur Merang
Dari segi teknis, sebenarnya usaha budidaya jamur merang ini sangat mudah dilakukan. Dalam budidaya jamur merang dapat dilakukan di tempat yang tidak terlalu luas yang penting suhu dan iklimnya mendukung untuk perkembangan jamur. Hal-hal yang berkaitan dengan bahan baku, tenaga kerja dan pemasarannya tidaklah menjadi kendala yang sulit dalam pengembangan proyek usaha jamur merang seperti proyek-proyek lainnya (pabrik, agroindustri, dll). Untuk bahan baku, jamur merang ini dapat membuat/mengembangbiakkan jamur sendiri. Namun kebanyakan petani jamur, langsung membeli bibitnya karena sekarang banyak disediakan di pasaran.
Dalam pembuatan tempat budi daya jamur merang dapat dilakukan dengan sederhana sesuai dengan kemampuan /modal petani jamur. Biasanya jamur di tanam di sebuah kumbung. Kumbung ini dapat dibuat dengan dana yang diri tidak relative tinggi yaitu dengan menggunakan kumbung dari rangka bamboo serta dinding dan atap dari plastic atau genteng. Ukuran kumbung yang ideal adalah 4 m dan 6 m, dan tinggi 2,5 m. Kumbung ini bisa terdiri dari 2 rak bedengan dari bamboo. Setiap rak terdiri atas 3-5 tingkat bedengan. Suhu ruang 32°±2° C.
Menurut Meity S. Sinaga (2000), ada 4 tahap dalam teknik budidaya jamur merang yang dapat dilakukan oleh petani jamur :
1.        Tahap isolasi
Pada tahap ini dilakukan isolasi jamur sampai diperoleh biakan murni dan diperlukan teknologi khusus yang dikerjakan oleh ahli mikrobiologi. Bagi petani yang telah terlatih, dapat membuat biakan murni jamur. Petani jamur atau pembuat bibit sebaiknya mendapat biakan murni dari bank misellium. Bank miselium mampu menyediakan biakan yang terjamin kemurniannya.
2.        Tahap pembuatan bibit
Bagi petani jamur kecil membeli bibit dari pengusaha bibit jamur merang. Semenatara bagi pengusaha besar akan lebih menguntungkan bila dapat meyediakan bibit sendiri, bahkan biakan murni sendiri.
3.        Tahap penanaman dan pemanenan
Setelah jamur diperoleh, tahap selanjutnya adalah penanaman dan panen. Jamur ditanam pada media tumbuh yang telah disediakan. Media tumbuh jamur merang sangat beragam seperti jerami padi, serbuk gergaji, eceng gondok, dll. 8-10 hari setelah peletakan bibit, primordial tumbuh. Buka selubung plastic beberapa menit kemudian dan jangan disiram lagi. 2-3 hari kemudian jamur siap dipanen. Panen jamur merang hendaknya dipanen saat stadia kancing, sebelum stadia perpanjangan. Jamur dipetik 2x sehari. Masa panen pertama selama ± 5 hari dan akan diikuti masa panen kedua setelah periode istirahat selama 5-7 hari. Hal ini berlangsung selama ±1 bulan.
4.        Tahap pengolahan
Tahap pengolahan merupakan tahap terakhir dalam budidaya jamur merang. Jamur merang biasa dipasarkan dalam keadaan segar saja. Padahal jika ada ada penanganan jamur merang yang terpadu dari hulu sampai hilir akan dapat menambah keuntungan yang besar. Akan lebih baik jika jamur dipasarkan telah mengalami pengolahan yang unik yang dapat menarik perhatian konsumen dan menambah nilai jamur merang itu sendiri. Kadang tahap pengolahan merupakan bagian terbesar dalam pencapai laba (profit oriented).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari segi teknis ternyata proyek usaha budi daya jamur merang tidak sulit untuk dilakukan dan tidak dituntut biaya/modal yang terlalu besar dan layak untuk dijadikan sebagai perencanaan usaha agribisnis jamur merang.
C.    Analisis Biaya dan Keuntungan (Profabilitas Finansial)
Dalam keputusan untuk melakukan investasi  yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan bertahun tahun dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan suatu usaha. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan jadi layaknya suatu investasi atau kelayakan rencana usaha, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek financial dan ekonomi. (Soeharto, 1999)
Pada hakikatnya, melalui penilaian proyek dapat ditarik 2 kesimpulan. Pertama, melalui evaluasi proyek kita dapat mengetahui benefit netto suatu peluang investasi marginal. Jika suatu proyek menghasilkan benefit netto yang lebih besar daripada benefit netto proyek marginal, pelaksanaanya dapat disetujui sebaliknya jika lebih kecil, pelaksanaannya seharusnya ditolak. Kedua, melalui investasi proyek dapat menentukan urutan berbagai proyek dalam serangkaian peluang investasi yang lebih baik daripada proyek marginal sedemikian rupa sehingga proyek yang akan menghasilkan benefit yang lebih besar terletak pada urutan paling atas dalam susunan proyek. (Khotimah, 2002)
Dengan melihat pengalaman usaha budi daya jamur merang yang telah dilakukan oleh beberapa petani jamur merang di berbagai daerah, ternyata usaha agribisnis jamur merang ini merupakan salah satu usaha yang patut dikembangkan dan dijadikan sebagai inspirasi masyarakat untuk membuka usaha baru. Terdapat beberapa metode/criteria dalam penentuan usaha dan investasi dalam usaha budi daya jamur merang yang akan disampaikan seperti di bawah ini.
Sebelum memutuskan untuk melakukan usaha agribisnis jamur merang perlu adanya analisis dan perkiraan biaya yang akan dikeluarkan dalam usaha tersebut. Analisis biaya yang disajikan dalam usaha agribisnis jamur merang ini adalah untuk budi daya jamur merang dalam kumbung yang terbuat dari rangka bambu dan dinding bilik. Masa pakai kumbung dan alat pendukungnya adalah 3 tahun. Dengan kata lain, penyusutan (depresiasi) atas modal tetap adalah 3 tahun. Ukuran kumbung adalah 6 m x 4 m. Kumbung ini berisi 10 rak disusun dalam 2 baris dan masing-masing baris terdiri 5 tingkat rak bedengan. Jumlah produksi jamur merang selama setahun adalah ±24 kuintal (2 kuintal/bulan). Adapun analisis usaha agribisnis jamur merang tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Modal tetap untuk 3 tahun
a.       Bamboo 120 batang
b.      Kawat 5 kg @ Rp 6000
c.       Paku10 kg @ Rp 6000
d.      Bilik untuk dinding 15 lembar
e.       Plastik lembaran
f.       Biaya pembuatan kumbung
g.      autoklaf
Rp 400.000
Rp 30.000
Rp 60.000
Rp 112.500
Rp 110.000
Rp 200.000
 Rp 2.500.000                           

Jumlah modal tetap
 Rp 3.412.500

2.    Modal kerja sekali produksi (1 bulan)
a.       Bibit jamur sekali produksi
b.      Kapas bekas pemintalan 1,5 kuintal
c.       Serbuk gergaji
d.      Kapur pertanian 15 kg
e.       Dedak halus
f.       Plastic dan karet 200 buah
g.      Upah tanam dan panen
h.      Listrik
Rp 125.000

Rp 50.000
Rp 50.000
Rp 50.000
Rp 75.000
Rp 75.000
Rp 150.000
Rp 50.000
Jumlah modal kerja
Rp 625.000

3.    Total modal
Total modalnya adalah (1+2)


Rp 4.037.500
Jadi jumlah modal yang digunakan untuk memulai usaha budi daya jamur merang adalah sebesar Rp 4.037.500. Modal tersebut tentunya akan kembali nantinya jika usahanya tidak mengalami kebangkrutan.
4.    Biaya produksi (1 tahun)
a.       Biaya tetap Rp 3.412.500 : 3 tahun
b.      Modal kerja Rp 625.000 x 12 bulan
Rp 1.137.500
Rp 7.500.000

Total biaya produksi
Rp 8.637.500



5.    Pendapatan/penerimaan hasil penjualan jamur merang 1 tahun
Produksi per bulan = 200 kg, maka produksi 1 tahun = 2.400 kg.
2.400 kg @ Rp 6.000


Rp 14.400.000
Pendapatan adalah jumlah pembayaran yang diterima oleh produsen dari penjualan barangnya. Pendapatan yang diterima dari penjualan jamur merang selama 1 tahun ternyata memberikan pendapatan yang cukup besar yaitu sebesar Rp 14.400.000. Pendapatan yang relative tinggi merupakan salah satu criteria dalam perencanaan usaha. Oleh karena itu, perencanaan jumlah pendapatan harus diperhitungkan.
6.    Keuntungan/laba
Keuntungannya adalah (5-4)
Rp 5.762.500
Analisis laba (profitability analysis) merupakan unsure aliran kas yang aipakai sebagai model analisis aspek financial kelayakan proyek/investasi. Harapan dari semua petani jamur dalam berinvestasi/budi daya jamur merang adalah mendapatkan laba dari usaha yang dilakukannya. Dari usaha jamur merang ini mampu memberikan keuntungan sebesar Rp 5.762.500. dengan demikian,
7.    Titik impas (BEP)
Titik impas =
= 
=   =  Rp 2.369.800
Artinya, pada tingkat penjualan sebanyak 2.400 kg/tahun jamur merang atau Rp 14.400.000/tahun akan diperoleh titik impas pulang modal pada tingkat penjualan sebesar Rp 2.369.800 atau setara dengan 395 kg jamur merang.
8.    Tingkat Pengembalian Modal (Payback Period)
Pengembalian modal =  x 12 bulan.
=  x 12 bulan
= 15,02 bulan
Artinya, waktu yang dibutuhkan agar pengeluaran untuk investasi dapat tertutup kembali adalah 15 bulan/ 1 tahun 3 bulan. Semakin pendek waktu pengembalian modal, maka akn semakin baik untuk melakukan investasi.
9.    Analisis Rasio Manfaat –Biaya (Benefit - cash ratio analysis/BCR)
Manfaat biaya =
=
= 1,67
Artinya, karena BCR menunjukkan angka yang positif yaitu sebesar 1,67. Maka perencanaan usaha/investasi jamur merang akan disetujui dan diterima sebagai usaha yang patut untuk dilakukan dan dikembangkan. Ketika BCR > 1, maka usaha tersebut akan memdapatkan keuntungan. Hal tersebut memang terbukti pada usaha budi daya jamur merang bahwa usahanya mendapatkan laba sebesar 5.762.500.



Agribisnis merupakan usaha di bidang pertanian dari hulu sampai hilir. Jadi, usaha agribisnis jamur merang tidak hanya berhenti pada panen saja yang kemudian dijual dalam bentuk segar, tetapi akan lebih baik jika dilakukan proses pengolahan jamur merang ke dalam bentuk lainnya yang mampu menarik perhatian konsumen dan meningkatkan nilai tambah produk jamur merang. Terdapat berbagai macam produk olahan jamur yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan nilai jual jamur merang terkait dengan investasi proyek usaha jamur merang ini. Produk olahan jamur merang tersebut antara lain adalah :
a.    Bentuk kering
Rasa maupun kualitas jamur merang tidak akan berbeda dalam bentuk kering. Jamur merang dapat dibuat sebagai keripik. Jamur merang yang dikeringkan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi adanya jamur yang tidak laku yang kemudian akan busuk. Dengan bentuk kering ini juga akan membuat jamur merang bertahan agak lama.
b.    Bentuk kalengan
Pengalengan merupakan rencana terbaik dalam pengawetan jamur merang yang akan dipasarkan. Pengalengan harus dilakukan dengan benar agr kualitasnya tetap terjaga, sehingga akan meningkatkan daya tarik konsumen.
c.    Bentuk asinan
Jamur merang dapat digunakan sebagai asinan. Rasa yang enak ditambah dengan kelezatan campuran bahan pangan lainnya mampu meningkatkan harga jual produk jamur merang dibandingkan dengan jamur segar.
d.   Bentuk pasta
Jamur merangpun dapat diolah ke dalam bentuk pasta salah satu alternatifnya adalah pembuatan saus jamur merang. Saus jamur merang akan semakin diminati konsumen sebab merupakan produkyang jarang ada sebelumya di pasaran sehingga akan menarik perhatian konsumen.
                                                                                                                                                             III.       PENUTUP

Usaha agribisnis jamur merang merupakan salah satu usaha yang pantas unjuk dikembangkan oleh masyarakat sebagai penambahan pendapatan terkait dengan kesejahteraan ekonomi dan social masyarakat. Dalam berinvestasi usaha terdapat 3 kriteria yang harus dipertimbangkan pada jamur merang ini. Pertama, dari segi permintaan pasar yang semakin baik karena kandungan jamur merang yang cukup tinggi untuk dikonsumsi masyarakat yang makin peduli terhadap kesehatannya. Kedua, dari segi teknis, ternyata budi daya jamur merang tidak rumit untuk dilakukan. Ketiga, dari segi financial, usaha agribisnis jamur merang mampu memberikan keuntungan yang relative tinggi serta tidak disyaratkan adanya modal yang terlalu besar..
Agribisnis merupakan usaha pertanian dari hulu sampai hilir. Jadi, usaha agribisnis jamur merang tidak hanya berhenti pada panen saja yang kemudian dijual dalam bentuk segar, tetapi akan lebih baik jika dilakukan proses pengolahan jamur merang ke dalam bentuk lainnya yang mampu menarik perhatian konsumen dan meningkatkan nilai jual produk jamur merang.
Dengan demikian, usaha agribisnis jamur merang memang suatu usaha yang dapat dijadikan sebagai salah satu upaya dalam penciptaan lapangan kerja baru yang dapat memperbaiki kondisi perekonomian dan layak untuk menjadi sarana investasi modal kerja bagi para investor maupun petani jamur merang.



                                                                                                                                           IV.       DAFTAR PUSTAKA
Anonim a, 2010. Menguak Gurihnya Usaha Budi Daya Jamur. Http :www.infoagrobisnis.com. Diakses tanggal 18 Mei 2010.
Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Ima. 2005. Sukses Bisnis Jamur Kayu. Majalah FOLIA, edisi 4 April 2005.
Khotimah, Khusnul. Dkk. 2002. Studi Kelayakan Proyek. PT Ghalia Indonesia. Jakarta
Sinaga, M.  Suradji. 2000. Jamur Merang dan Budi Dayanya. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga. Jakarta.